Ditjen Pajak Cari Pengganti Fuad Rahmany

Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Pajak (DJP) segera membutuhkan nahkoda baru setelah Fuad Rahmany pensiun pada akhir tahun ini. Dibutuhkan pemimpin yang tak hanya paham teori perpajakan, tetapi juga pintar dalam melaksanakan kebijakan.

Ronny Bako, Pengamat Perpajakan dari Universitas Pelita Harapan (UPH), menilai hampir tidak ada gebrakan apapun yang dilakukan oleh DJP dalam beberapa tahun terakhir. Bukan sepenuhnya salah Dirjen Pajak, tapi memang keterbatasan sumber daya DJP untuk menjalankan tugas dan fungsinya. "Pak Fuad sebenarnya mumpuni, tetapi kalau kepala dan kakinya diikat sulit juga," ujarnya kepada CNN Indonesia, Jumat (10/10).

Menurutnya, siapapun figur yang memimpin DJP akan kesulitan kalau sistem birokrasinya masih mengekang kewenangan otoritas pajak. Idealnya, otoritas perpajakan bertanggungjawab langsung kepada Presiden sehingga punya diskresi lebih untuk meningkatkan kapasitasnya.

Seiring dengan akan pensiunnya Fuad Rahmany, Ronny Bako berharap penggantinya akan lebih baik. Darmin Nasution diharapkan bisa menjadi contoh Dirjen Pajak yang ideal. "Karena Pak Darmin tak hanya menguasai teori, tapi juga tahu mempraktikannya," jelasnya.

Arif Budimanta, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menilai kinerja DJP di bawah kepemimpinan Fuad Rahmany cukup bagus. Salah satu terbosannya yang patut diacungi jempol adalah penerapan sistem whistle blower yang melibatkan publik.  "Kalaupun target penerimaan 2014 tidak tercapai itu karena memang harga komoditas lagi anjlok dan perlambatan ekonomi dunia," ujarnya.

Kriteria Dirjen Pajak yang mumpuni di mata Arif Budimanta adalah bersifat progresif, berpikir out of the box, dan menjunjung tinggi konstitusional, serta berkomitmen mencari terebosan kebijakan.