KENAIKAN HARGA BBM SUBSIDI

Saham Konsumer dan Telko Tetap Menarik

CNN Indonesia
Senin, 13 Okt 2014 12:25 WIB
Kebutuhan masyarakat akan makanan dan telekomunikasi tetap tinggi meskipun harga BBM naik yang berimbas pada kinerja perusahaan sektor tersebut.
Telkomsel merupakan salah satu anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (detikFoto/Dok. DetikCom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diyakini akan berpengaruh negatif terhadap kinerja pasar modal untuk jangka waktu tertentu. Meskipun demikian pasar obligasi, saham perusahaan konsumer, dan perusahaan telekomunikasi akan tetap diburu investor pasar modal.

Ari Pitojo, Kepala Investasi Eastspring Investment Indonesia menilai naiknya harga BBM akan berpengaruh terhadap kesehatan neraca perusahaan. Namun jika daya beli masyarakat dapat dijaga pemerintah, hal tersebut justru akan berdampak positif terhadap emiten-emiten tertentu.

"Emiten sektor konsumer akan lebih unggul dibandingkan sektor lain karena orang akan mengutamakan kebutuhan dasar yaitu makanan," ujar Ari, Senin (13/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saham-saham emiten telekomunikasi, menurutnya juga akan mengalami kecenderungan naik atau minimal bertahan. Sebab masyarakat akan tetap membutuhkan layanan komunikasi yang disediakan oleh operator-operator telekomunikasi.

"Dua sektor itu masih akan naik atau cenderung bertahan dibandingkan sektor properti atau pembiayaan kendaraan. Karena orang cenderung akan menunda pembelian barang-barang mewah untuk memenuhi kebutuhan dasar dulu," ujarnya.

Selain saham, Ari berpendapat instrumen investasi yang juga menarik untuk dibeli adalah obligasi. "Obligasi menarik karena ada pembatasan term deposit sehingga obligasi menjadi menarik," kata Ari.

Dia memperkirakan kebijakan kenaikan harga BBM biasanya akan membuat indeks terkoreksi selama sekitar enam bulan dengan rata-rata minus 2,8 persen. Emiten yang akan terpukul dari kebijakan kenaikan harga BBM adalah properti, otomotif, finansial, logam dan tambang, serta pertanian.

Presiden Direktur Eastspring Investment Indonesia Riki Frindos menilai meskipun memberikan implikasi jangka pendek, namun naiknya harga BBM bersubsidi akan dinilai positif di mata investor untuk jangka panjang. "Selalu ada reaksi negatif dalam jangka pendek tapi  dari kacamata ekonomi itu hanya realokasi dana untuk memutar ekonomi," kata Riki.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER