Jakarta, CNN Indonesia -- PT Panasonic Gobel Indonesia menyatakan akan lebih fokus memproduksi produk-produk rumah tangga yang ramah lingkungan ke depan. Rahmat Gobel, Presiden Komisaris Panasonic mengatakan terbatasnya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia membuat perusahaan berinisiatif memproduksi barang elektronik yang hemat energi.
"Cadangan minyak bumi dan sumber daya alam lainnya akan habis 50 tahun lagi. Tanpa adanya kebijakan konservasi energi yang serius, maka Indonesia akan mengalami krisis yang serius," ujar Rahmat ketika membuka pameran Panasonic Solution Forum di Jakarta, Senin (13/10).
Rahmat mengatakan untuk bisa berkontribusi menjaga agar sumber daya alam Indonesia tidak cepat habis, satu-satunya yang bisa Panasonic lakukan adalah dengan memproduksi produk hemat energi yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menerapkan strategi bisnis yang baik dengan lebih inovatif mengembangkan produk," kata Rahmat.
Dalam pameran Panasonic Solution Forum yang dibuka hari ini, perusahaan yang berbasis di Osaka, Jepang tersebut memamerkan sejumlah proyek global yang ramah lingkungan, diantaranya:
Kota Pintar di Fujisawa, TokyoSejak 2007 Panasonic membangun kota Fujisawa yang berlokasi 50 kilometer dari Tokyo dan menjadikannya kota hemat energi. Hampir seluruh produk yang digunakan di Fujisawa merupakan produk-produk buatan Panasonic. Kota seluas 19 hektar ini dihuni 3.000 orang dan 1.000 rumah yang mampu bertahan selama 3 hari dengan mengandalkan energi yang tersimpan di dalam baterai panel surya yang ramah lingkungan.
"Kota ini dapat mengurangi konsumsi CO2 hingga 70% dan penggunaan air hingga 30% dengan tingkat penggunaan energi baru dan terbarukan hingga 30%," kata Rahmat.
Power Supply Container untuk masyarakat Karimun Jawa"Karimun Jawa adalah salah satu daerah di mana listrik tersedia pada malam hari berkat adanya generator diesel. Namun pada pagi hingga sore hari, genset dimatikan sehingga praktis tidak ada listrik sehingga mengganggu aktivitas pendidikan," ujarnya.
Dengan teknologi dari Panasonic yakni
Power Supply Container, pulau tersebut dapat memasok listrik sendiri untuk menyalakan lampu, kipas angin, komputer, dan televisi di fasilitas pendidikan yang ada disana.
Power Supply Container sendiri dapat menghasilkan listrik hingga 3.000 watt.
Solar LanternDengan teknologi ini, lampu yang dihasilkan menggunakan energi matahari melalui 3,5 watt panel tenaga surya dan 5 lampu LED dengan tingkat penerangan 360 derajat, serta baterai isi ulang yang bisa digunakan selama 6 jam. Lampu jenis ini sudah digunakan di Nusa Tenggara Timur sebanyak 1.000 unit atas sumbangan Panasonic.