PELANTIKAN PRESIDEN
Jelang Pelantikan, IHSG Berpotensi Menguat
CNN Indonesia
Senin, 20 Okt 2014 08:01 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Euforia pasar saham terhadap pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla diperkirakan masih berlanjut. Setelah menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Index Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih berpotensi menguat.
Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambadha mengatakan kisaran IHSG untuk support 4.950-4.988 dan resisten 5.032-5.055. "Laju IHSG diliputi sentimen positif dan membuatnya berpeluang melanjutkan kenaikan," kata Reza dalam ulasan hariannya, Senin (20/10).
Kondusifnya politik, kata dia, akan menambah sentimen positif ke pasar saham. Selama investor tidak melakukan aksi jual (profit taking), penguatan IHSG diperkirakan masih terus berlanjut.
Pertimbangan saham hari ini antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Elnusa Tbk (ELSA).
William Surya Wijaya dari Asjaya Indosurya Securities juga memperkirakan IHSG kembali menguat dalam rentang 4.989 - 5.068. Potensi untuk menembus level 5.068 terbuka lebar.
"Setelah mampu menutup perdagangan akhir pekan di atas level resisten, menunjukkan bahwa kekuatan naik IHSG mulai bertambah," katanya dalam ulasan pasar, Senin (20/10).
Dia merekomendasikan 11 saham untuk menu belanja hari ini, beberapa di antaranya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT BW Plantation Tbk (BWPT), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada momen pelantikan presiden hari ini diperkirakan tak semeriah sentimennya ke pasar saham. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini akam bergerak di kisaran Rp12.215-12.228.
Reza Priyambada mengatakan meski IHSG sedang bahagia di zona hijau, kondisi sebaliknya justru dialami rupiah yang sempat melemah pekan lalu. Imbas pelamahan mata uang rubel Rusia juga ikut mendorong pelemahan rupiah dan sejumlah mata uang di negara emerging market.
Selain itu, masih melemahnya laju euro dan yen akibat spekulasi akan tambahan stimulus yang akan dilakukan bank sentral Jepang, turut mempengaruhi pelemaham rupiah. "Penguatan rupiah belum mampu mengonfirmasi penguatan lanjutan seiring masih variatifnya sentimen yang ada dan masih menyimpan potensi pelemahan," kata Reza. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah akhir pekan lalu berada di posisi Rp 12.229 per dolar AS.
Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambadha mengatakan kisaran IHSG untuk support 4.950-4.988 dan resisten 5.032-5.055. "Laju IHSG diliputi sentimen positif dan membuatnya berpeluang melanjutkan kenaikan," kata Reza dalam ulasan hariannya, Senin (20/10).
Kondusifnya politik, kata dia, akan menambah sentimen positif ke pasar saham. Selama investor tidak melakukan aksi jual (profit taking), penguatan IHSG diperkirakan masih terus berlanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
William Surya Wijaya dari Asjaya Indosurya Securities juga memperkirakan IHSG kembali menguat dalam rentang 4.989 - 5.068. Potensi untuk menembus level 5.068 terbuka lebar.
"Setelah mampu menutup perdagangan akhir pekan di atas level resisten, menunjukkan bahwa kekuatan naik IHSG mulai bertambah," katanya dalam ulasan pasar, Senin (20/10).
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada momen pelantikan presiden hari ini diperkirakan tak semeriah sentimennya ke pasar saham. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini akam bergerak di kisaran Rp12.215-12.228.
Reza Priyambada mengatakan meski IHSG sedang bahagia di zona hijau, kondisi sebaliknya justru dialami rupiah yang sempat melemah pekan lalu. Imbas pelamahan mata uang rubel Rusia juga ikut mendorong pelemahan rupiah dan sejumlah mata uang di negara emerging market.
Selain itu, masih melemahnya laju euro dan yen akibat spekulasi akan tambahan stimulus yang akan dilakukan bank sentral Jepang, turut mempengaruhi pelemaham rupiah. "Penguatan rupiah belum mampu mengonfirmasi penguatan lanjutan seiring masih variatifnya sentimen yang ada dan masih menyimpan potensi pelemahan," kata Reza. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah akhir pekan lalu berada di posisi Rp 12.229 per dolar AS.
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK