TIM EKONOMI JOKOWI-JK

Menteri Perindustrian Harus Urusi Pelabuhan

CNN Indonesia
Selasa, 21 Okt 2014 14:22 WIB
Kapasitas bongkar muat pelabuhan-pelabuhan di Indonesia bagian Timur yang terbatas mengakibatkan pembangunan industri terhambat.
Proses bongkar muat semen di pelabuhan Jayapura bisa memakan waktu satu minggu. (Reuters Photo/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengaku siap memberi dukungan penuh jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar-benar menunjuk Dwi Soetjipto sebagai Menteri Perindustrian seperti yang diisukan selama ini. Menurut Widodo, Dwi mampu membawa industri nasional menjadi lebih maju dengan pengalaman yang dimilikinya.  

"Menteri Perindustrian yang baru harus orang yang benar-benar menguasai industri. Orang tersebut juga harus memiliki kompetensi dan memiliki prestasi yang gemilang di sektor industri," ujar Widodo, Selasa (21/10).

Jika Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tersebut benar-benar ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian, Widodo menyebutkan pekerjaan rumah pertama yang harus diselesaikannya adalah menggerakkan pembangunan pelabuhan-pelabuhan yang memadai di sejumlah daerah minim infrastruktur. "Pelabuhan adalah pintu masuk bahan-bahan untuk industri. Contohnya di Jayapura, untuk bisa mengirimkan semen yang dibutuhkan untuk membangun pabrik harus mengantri satu minggu di pelabuhan bongkar muat. Kalau pelabuhan-pelabuhan ini bisa diperbesar, tentu pembangunan industri bisa lebih cepat," kata Widodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) Irvan Kamal Hakim berharap Menteri Perindustrian yang baru bisa melindungi kepentingan industri nasional. Salah satu caranya dengan rajin berkomunikasi dengan Kementerian terkait untuk mengenakan tarif bea masuk yang lebih tinggi untuk menghambat impor besi dan baja.

Menurut Irvan tarif bea masuk produk besi dan baja di Indonesia paling rendah dibandingkan dengan tarif yang dikenakan negara Asean lain. Sehingga, produk-produk yang dihasilkan oleh negara-negara tetangga dengan mudah masuk ke Indonesia dan sebaliknya produk nasional sulit untuk menembus pasar regional maupun global. Hampir tidak adanya hambatan tarif, akan membuat investor asing memilih bangun pabrik besi dan baja di luar negeri sedangkan Indonesia hanya dijadikan sebagai pasar.

“Jadi tantangannya itu ada di sektor kebijakan fiskal yang kalau tidak segera dibenahi justru kita kehilangan peluang untuk menarik investasi,” ujar Irvan.

Dia menambahkan Menteri Perindustrian yang baru juga diharapkan bisa mendorong kementerian terkait untuk memperbaiki infrastruktur pendukung industri manufaktur seperti pelabuhan, angkutan logistik, serta kepastian pasokan dan harga energi.

Sebelumnya, Dwi Soetjipto mengaku pasrah mendengar isu bahwa dirinya telah dipilih Jokowi untuk menempati posisi Menteri Perindustrian dalam kabinet mendatang. "Saya dinominasikan saja sudah senang, apalagi benaran ditunjuk jadi menteri. Tetapi saya siap saja kalau ditunjuk jadi menteri oleh Presiden Jokowi," kata Dwi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER