Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengeluhkan minimnya permintaan minyak kelapa sawit (
crude palm oil/CPO) meskipun harga saat ini sangat rendah. Penurunan permintaan CPO terbesar justru terjadi dari Tiongkok dan India yang selama ini merupakan negara tujuan ekspor utama produk CPO dan turunannya.
Data dari GAPKI menyebutkan selama Januari-September 2014, volume ekspor CPO dan produk turunannya ke Tiongkok berkurang 10 persen menjadi 1,77 juta ton dibandingkan Januari-September 2013 sebanyak 1,6 juta ton. Sementara volume ekspor ke India turun signifikan sebesar 26 persen menjadi 3,3 juta ton dari sebelumnya 4,5 juta ton.
Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif GAPKI menjelaskan lesunya permintaan CPO dan produk turunannya dari Tiongkok karena negara tersebut mengeluarkan regulasi standar residu pestisida termasuk untuk minyak makan, sehingga menjadi hambatan bagi perusahaan Indonesia untuk menjual produknya kesana. "Sementara ekspor ke India turun karena pemerintahnya menaikkan tarif bea masuk impor minyak sawit, pelemahan nilai tukar rupee terhadap dolar Amerika Serikat, serta inflasi disana yang tinggi," ujar Fadhil, Selasa (21/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara keseluruhan, GAPKI mencatat volume ekspor CPO Indonesia dan produk turunannya turun 1,75 persen menjadi 15 juta ton sampai September 2014 dibandingkan volume ekspor September 2013 sebanyak 15,3 juta ton.
Produk kelapa sawit bukanlah satu-satunya komoditi yang berada pada posisi harga yang lesu. Hal yang sama terjadi pada komoditas minyak nabati lain seperti minyak kedelai, serta rapeseed dan biji bunga matahari.
"Melemahnya harga komoditi-komiditi karena daya beli yang lemah dan produksi meningkat serta stok yang melimpah," kata Fadhil.
Harga rata-rata CPO di Rotterdam sepanjang September 2014 adalah US$ 712 per metrik ton, dengan harga terendah sempat menyentuh US$ 680 dan harga tertinggi US$ 730 per metrik ton. Harga rata-rata ini turun sekitar 5,4% dibandingkan dengan harga rata-rata bulan Agustus US$ 753 per metrik ton.
GAPKI memperkirakan harga CPO hingga akhir Oktober akan cenderung bergerak di kisaran US$ 700-US$ 730 per metrik ton. Sementara itu Harga Patokan Ekspor Oktober 2014 ditentukan oleh Kementerian Perdagangan sebesar US$ 640 dan Bea Keluar 0% dengan referensi harga rata-rata tertimbang dari CPO Rotterdam, Kuala Lumpur, dan Jakarta sebesar US$ 710 per metrik ton.
"Dengan melihat tren harga CPO global yang bergerak dibawah US$ 750 per metrik ton, GAPKI memperkirakan Bea Keluar untuk Oktober akan tetap 0%," kata Fadhil.