Jakarta, CNN Indonesia --
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis sumur minyak Lapangan Bukit Tua di Blok Ketapang, Jawa Timur mulai beroperasi pada April 2015. Keyakinan tersebut muncul seiring dengan tuntasnya pembangunan fasilitas produksi, penyimpanan, dan pengangkutan terapung atau floating production storage and offloading (FPSO) Ratu Nusantara.
"Dengan diresmikannya FPSO di galangan Kapal Keppel, Singapura hari ini, berarti proyek Lapangan Bukit Tua sudah mencapai 65 persen. Kami harapkan lapangan Bukit Tua mulai berproduksi pada April 2015," ujar Johannes Widjanarko, Plt Kepala SKK Migas, Selasa (21/10).
Sebagai informasi, FPSO Ratu Nusantara merupakan fasilitas pengolahan yang mampu memproduksi minyak sebesar 25.000 barel per hari (bph), gas mencapai 77 juta kaki kubik per hari (mmscfd), dan air sekitar 20 bph. Fasilitas yang dulunya merupakan kapal tanker ini juga dirancang mampu menyimpan hingga 630 ribu barel minyak yang telah diproses, yang pasokannya diambil dari Lapangan Bukit Tua.
Lapangan Bukit Tua rencananya akan menghasilkan minyak sebesar 5.000 barel per hari (bph) dan gas mencapai 20 juta mmscfd pada April tahun depan. Produksinya pun akan terus meningkat secara bertahap dan mencapai puncaknya di kisaran 20.000 bph dan sebesar 60 mmscfd.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Widjanarko menjelaskan seluruh produksi gas Lapangan Bukit Tua diperuntukkan bagi pembeli domestik yakni PT Petrogas Jatim Utama untuk dipakai sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Gresik, Jawa Timur. Adapun Petronas Carigali Ketapang Ltd selaku kontraktor kontrak kerja sama telah menandatangani amandemen perjanjian jual beli gas bumi (PJBG) dengan Petrogas pada pekan lalu.“Dari amandemen ini, penerimaan negara diperkirakan bertambah US$ 105 juta atau Rp 1,2 triliun,” kata Widjanarko.