Jakarta, CNN Indonesia -- Permintaan sepeda motor di Indonesia masih tumbuh meski digempur oleh mobil murah dan ramah lingkungan (
low cost green car/LCGC). Hal itu tercermin dari penjualan motor yang mencapai 6,07 juta unit sampai September 2014, atau tumbuh 4,6 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu sebanyak 5,8 juta unit.
Berdasarkan jenisnya, peningkatan terjadi untuk motor sport dan skuter, masing-masing tumbuh 7,37 persen dan 9,03 persen. Sebaliknya, penjualan motor bebek turun signifikan 9,12 persen. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan untuk motor bebek sebanyak 1,22 juta unit, motor sport 859,6 ribu unit, dan skuter 3,99 juta unit.
Sementara dari sisi pabrikan, penjualan tertinggi kuda besi masih dipegang PT Astra Honda Motor sebanyak 3,8 juta unit atau tumbuh 9 persen dalam setahun. Diikuti oleh PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, sebanyak 1,9 juta unit, meningkat tipis satu persen dari pencapaian September 2013 sebanyak 1,87 juta unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan penjualan tertinggi dipegang oleh PT Kawasaki Motor Indonesia sebesar 21 persen, dari 104.893 unit pada September 2013 menjadi 127.013 unit. Sementara itu, PT TVS Motor Company Indonesia, produsen motor TVS mengalami pertumbuhan penjualan 7 persen atau sebanyak 16.945 unit.
Kondisi sebaliknya, PT Suzuki Indomobil Motor menjadi satu-satunya anggota AISI yang penjualannya anjlok 28 persen pada September tahun ini. Apabila pada September 2013 penjualan produsen motor Suzuki itu mencapai 318.372 unit, maka pada September 2014 penjualan hanya 228.665 unit.
Berebut PasarImplikasi dari penurunan penjualan berakibat pada menyusutnya pangsa pasar Suzuki menjadi 4 persen dari sebelumnya 5 persen. Penurunan pangsa pasar juga dialami oleh Yamaha meskipun penjualannya tumbuh 1 persen. Pangsa pasar motor Yamaha per September 2014 sebesar 31 persen, turun tipis dari pencapaian periode yang sama tahun lalu 32 persen.
Dalam jangka pendek, kenaikan harga BBM akan berdampak negatif bagi industri motor.Johannes Loman |
Pada saat yang bersamaan, penurunan pangsa Suzuki dan Yamaha masing-masing 1 persen diikuti dengan kenaikan pangsa pasar motor Honda yang meningkat 3 persen, dari 60 persen menjadi 63 persen. Berdasarkan data AISI, terlihat peralihan minat konsumen motor dari Suzuki dan Yamaha ke Honda. Sementara itu, pangsa pasar Kawasaki dan TVS tidak mengalami perubahan, yakni masing-masing 2 persen dan 0,3 persen.
Johannes Loman, Wakil Ketua I AISI memperkirakan pasar motor nasional tumbuh tipis antara 1 persen hingga 5 persen tahun ini. Perkembangan harga komoditas yang tak kunjung membaik menjadi pemicu melemahnya permintaan kendaraan roda dua. “Tahun ini total market akan berkisar 7,8 juta unit sampai 8,1 juta unit,” ujarnya kepada CNN Indonesia, Rabu (22/10).
Mengenai wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Johannes mengatakan dalam jangka pendek akan berdampak negatif pada industri motor. “Akan tetapi kami yakin secara jangka panjang akan positif bagi industri motor,” katanya.
Johannes yang juga menjabat sebagai Executive Vice President Astra Honda Motor optimistis pihaknya masih akan mendominasi penjualan kuda besi di Indonesia. Dia memprediksi Astra Honda Motor akan menguasai 61% pasar kendaraan roda dua di tahun ini, dengan total produksi ditargetkan menembus 5 juta unit.
“Honda menargetkan penjualan motor sekitar 4,8 – 5 juta unit,” ujarnya.
Dinamika yang terjadi di industri motor selaras dengan masifnya produksi mobil LCGC yang sudah setahun mengaspal. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat produksi LCGC sebesar 122.495 unit periode Januari-Agustus 2014 atau menyumbang 14,8 persen dari pangsa pasar produksi mobil tanah air.