Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyodorkan dua opsi di dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM tentang persaingan usaha di sektor kelistrikan nasional atau sering dikenal dengan istilah
power willing. Dalam opsinya, pelaku industri besar akan diberi kesempatan untuk membangun sendiri pembangkit atau tetap membeli listrik dari PLN namun tak mendapat subsidi.
"Dua opsi tadi merupakan hasil sosialisasi kami dengan pelaku industri pada minggu lalu. Sekarang tinggal dikembalikan ke investor dan pelaku investor," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistikan Jarman, di Jakarta, Rabu (22/10).
Meski akan menyodorkan dua opsi, kata Jarman, pihaknya optimistis pelaku industri besar akan beramai-ramai membangun pembangkitnya sendiri. Soalnya dengan memiliki pembangkit sendiri, pelaku industri bisa menghemat biaya listrik. Di samping itu, pelaku industri juga bisa menjual listrik ke PLN dengan harga keekonomian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sudah punya pembangkit sendiri kan mereka tidak perlu lagi membayar biaya
losses hingga margin usaha untuk ekspansi PLN di jaringan. Alasan inilah yang menjadikan perusahaan-perusahaan
smelter sudah mau membangun pembangkitnya sendiri," tutur Jarman.
Penerbitan Peraturan Menteri soal
power willing berangkat dari upaya PLN dalam menekan angka subsidi bagi industri besar yang mencapai 40 persen dari harga keekonomian. Sebagai konsekuensi, PLN harus menghilangkan subsidi untuk konsumen golongan I3 (industri menengah) dan golongan I4 (industri besar). Adapun target penerbitan Permen bisa direalisasikan pada akhir 2014.
"Kalau mereka mau bangun sendiri nantinya transmisi bisa sewa dari PLN dan dia (PLN) harus pasang banyak transmisi," ujar Jarman.
Sementara itu, Business Development Growth Steel Group Jonatan Handojo mengatakan pihaknya akan memilih opsi kedua yakni tetap membeli listrik pada PLN. Menurutnya, opsi ini lebih menguntungkan karena manajemen tak lagi dipusingkan oleh proyek pembangkit.
"Kalaupun subsidi akhirnya dicabut ya tak masalah. Daripada Kami harus membangun pembangkit dengan dana besar dan waktu yang lama," tutur Jonatan