EKONOMI JOKOWI

Faktor Jokowinomics Bikin Obligasi Menarik

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2014 07:59 WIB
Kepemilikan obligasi negara pada Kamis (22/10) tercatat Rp 450,24 triliun, meningkat Rp 2,87 triliun dibanding posisi akhir bulan lalu (30/9) Rp 447,37 triliun.
Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo saat menyanyi bersama rakyat pada acara Syukuran Rakyat Salam 3 Jari di Monas, Jakarta, Senin (20/10). CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Penurunan tensi politik dan dikukuhkannya Joko Widodo sebagai presiden meningkatkan kepercayaan investor asing untuk kembali masuk ke Indonesia. Modal asing mengalir kembali ke pasar obligasi negara setelah sempat anjlok pada pertengahan Oktober 2014.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) mencatat kepemilikan obligasi negara pada Kamis (22/10) tercatat sebesar Rp 450,24 triliun, meningkat Rp 2,87 triliun dibandingkan posisi akhir bulan lalu (30/9) yang sebesar Rp 447,37 triliun.

Trennya berbalik meningkat setelah sebelumnya menurun sejak awal Oktober dengan posisi terendah pada Jumat (10/10) sebesar Rp 441,79 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aldian Taloputro, Analis Mandiri Sekuritas, menilai membaiknya pasar obligasi negara lebih banyak karena faktor domestik. Menurunnya tensi politik, yang ditandai dengan hadirnya Prabowo Subianto pada pelantikan Presiden Joko Widodo, menjadi angin segar bagi para investor asing.

"Hal ini menurunkan risiko politik," jelasnya kepada CNN Indonesia, Jumat (24/10).

Selain itu, Aldian juga melihat pasokan obligasi yang berkurang juga mempengaruhi pilihan investasi pemodal asing. Strategi pemerintah menggenjot penerbitan obligasi negara di awal tahun membuat pasokan berkurang di kuartal IV 2014.

"Mungkin pemerintah tidak akan menyerap penuh pembiayaan pada lelang obligasi yang tersisa," katanya.

Dari eksternal, Aldian mengatakan perkembangan ekonomi AS yang tidak sebaik ekspektasi, yang diharapkan juga turut punya andil. Hal itu tercermin dari imbal hasil (yield) obligasi AS yang justru turun mendekati level 2 persen.

"Ini ikut men-drive modal asing masuk kembali," ucapnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER