Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) Pandu Sjahrir menilai jika kalangan pengusaha yang paham terhadap bisnis pertambangan dapat menduduki kursi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), maka kebijakannya diharapkan mampu mendorong iklim investasi yang lebih baik ke depan.
"Harapan saya Menteri ESDM datang dari kalangan pelaku pasar karena mengerti isu yang terjadi di sektor pertambangan," kata Pandu kepada CNN Indonesia, Minggu (26/10).
Menurut dia, beberapa kebijakan di sektor pertambangan sejatinya bisa mendorong perbaikan iklim investasi di dalam negeri. Penerapan larangan ekspor konsentrat mineral misalnya, kebijakan yang berlaku mulai awal 2014 itu sebaiknya tidak hanya sekadar menyetop ekspor, namun memaksimalkan potensi serapan di dalam negeri. "Selain itu, kebijakan ekspor terdaftar bagi bisnis batubara mestinya mampu mengurangi
ilegal mining dan mendorong produksi batubara untuk kebutuhan dalam negeri," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait kuatnya nama Kuntoro Mangkusubroto yang diprediksi akan menduduki posisi Menteri ESDM, Pandu enggan berkomentar lebih jauh. "Saya tidak mau mengomentari nama-nama yang muncul, saya hanya ingin siapapun menterinya bisa memperbaiki iklim investasi di dalam negeri," ujarnya.
Sementara Milawarma, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menilai sosok Kuntoro bagus dan profesional. "Manajemennya bagus dan selalu
improve, orangnya
open minded dan melihat orang dari kinerjanya," kata Milawarma.
Presiden Joko Widodo berencana mengumumkan kabinetnya sore ini. Hingga akhir pekan, nama Kuntoro masih cukup cukup kuat, namun belakangan muncul spekulasi nama-nama lain di kursi tersebut, seperti Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Hendi Prio Santoso hingga Direktur Utama perusahaan alutsista PT Pindad Sudirman Said.
Posisi Menteri ESDM biasanya diberikan ke kalangan partai seperti di era Susilo Bambang Yudhoyono yang menempatkan Jero Wacik dan Darwin Zahedy Saleh, yang keduanya merupakan kader Partai Demokrat. Namun, rekam jejak Jero yang berakhir di tahanan KPK dan upaya mematikan rangkaian mafia migas di dalam negeri, menuntut menteri baru di era Jokowi untuk lebih berani, bersih, dan profesional mengingat beratnya tantangan kementerian tersebut ke depan.