Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) berharap Menteri Perdagangan yang baru Rahmat Gobel mampu mengurangi defisit neraca perdagangan karena Indonesia memiliki banyak sekali komoditas yang memiliki daya saing tinggi di pasar internasional. Rahmat diharapkan mampu mempermudah pengusaha Indonesia melakukan ekspor sehingga defisit neraca perdagangan bisa dikurangi.
"Cara mempermudah akses ekspor Indonesia sebenarnya tidak sulit. Kita harus bisa mengekspor beberapa komoditas yang diperlukan oleh negara mitra sehingga mereka bisa menyerap produk kita. Harus ada timbal balik yang aktif antar negara-negara pelaku ekspor", kata Benny Soetrisno, Ketua Umum GPEI kepada CNN Indonesia, Minggu (26/10).
Selain meningkatkan ekspor, Rahmat menurutnya juga harus bisa mempermudah impor bahan baku yang akan digunakan industri hilir sehingga produk yang dibuat Indonesia memiliki nilai tambah yang besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rahmat memiliki rekam jejak yang baik meskipun sebenarnya lebih condong ke bidang industri. Namun industri dan perdagangan adalah dua hal yang sangat berkorelasi satu dengan lainnya. Rahmat juga cukup kooperatif dan mampu mengatasi masalah perdagangan saat ini," ujar Benny.
Senada dengan Benny, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengaku sempat heran mengapa Presiden Joko Widodo menunjuk Rahmat sebagai Menteri Perdagangan bukan Menteri Perindustrian yang memang merupakan bidangnya. "Agak bingung juga kenapa Pak Rahmat dipilih jadi Menteri Perdagangan bukannya Perindustrian. Tapi saya lihat Pak Rahmat bisa beradaptasi karena beliau itu pelaku usaha dan juga orang Kamar Dagang dan Industri (Kadin)," kata Fadhil.
Terkait bidang usaha yang dijalaninya, Fadhil berpesan agar Rahmat mampu membuat terobosan kebijakan untuk memperbaiki bisnis minyak kelapa sawit (
crude palm oil/CPO) yang sedang lesu.
"Semoga dengan jaringannya yang luas ke mancanegara, Pak Rahmat bisa meredam isu dumping yang menjadi penghambat ekspor CPO Indonesia dalam dua tahun terakhir. Menteri Perdagangan diharapkan juga mampu meminimalisir dampak aturan impor terkait kualitas CPO yang diperbolehkan masuk ke negaranya seperti dari Rusia dan India," kata Fadhil.
Kaget Ditunjuk MenteriRahmat Gobel sendiri mengaku tidak memiliki persiapan khusus tatkala Presiden Jokowi menunjuk dirinya menjadi Menteri Perdagangan Kabinet Kerja. Bahkan, Chief Executive Officer (CEO) PT Panasonic Gobel Indonesia ini tak mengetahui detil mekanisme pemilihan dirinya menjadi orang nomor satu di Kementerian Perdagangan.
"Saya nggak tahu prosesnya. Saya saja baru dipanggil beliau Sabtu siang," ujar Rahmat usai pengumuman nama-nama Menteri oleh Presiden Jokowi.
Rahmat menjelaskan, dalam obrolannya bersama Jokowi kemarin lusa membahas sejumlah masalah di sektor perdagangan hingga perindustrian Indonesia. Selain itu, pembicaraan juga sempat menyinggung pembentukan kabinet dan beberapa program kerja yang diprioritaskan Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Tetapi Rahmat enggan menjelaskan detil program apa saja yang akan dilakukannya di sektor perdagangan.
"Nanti lah kita ngobrol setelah rapat kabinet. Setelah rapat kan kita baru tau apa yang harus kita lakukan," katanya.
Beberapa waktu lalu ketika masih menjabat sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Jokowi pernah berkunjung ke pabrik Panasonic milik Rahmat. Ketika itu Jokowi mengaku tertarik dengan penjelasan Rahmat mengenai konsep industri ramah lingkungan seperti yang digalakkan Panasonic.
"Saat itu saya cuma mengenalkan konsep
green investment,
green productivity, dan
green inovation. Ini yang harus dilakukan oleh pabrik dan industri ketika Pemerintah mencabut subsidi," ujar Rahmat.