Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Andi Noorsaman Sommeng mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tinggal menunggu keputusan dari Presiden Joko Widodo.
BPH Migas, kata Andi, telah mengajukan rekomendasi kenaikan harga BBM sebesar Rp 3.000 per liter. “Tinggal tunggu putusannya saja, kami siap untuk tiap putusannya,” kata Andi di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Senin (27/10).
Andi mengatakan, kenaikan Rp 3.000 per liter berangkat dari hitungan keekonomian dengan mempertimbangkan harga minyak saat ini yang berada pada kisaran US$ 85 sampai US$ 90 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya kenaikan harga BBM akan dialihkan ke program subsidi di sektor lainnya. “Ini bukan mengurangi subsidi, tapi mengalihkan,” kata Andi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Edi Hermantoro, mengatakan, pada Selasa (28/10) siang, akan ada rapat koordinasi mengenai kenaikan harga BBM di kantor Kementerian Perekonomian.
Namun ia enggan menjelaskan skenario apa yang akan disiapkan pemerintah terkait rencana kenaikan harga BBM. "Kalau itu nanti saja. Tunggu hasil rapat awal besok," ujar Edi.
"Tadi siang rapat kabinet yang dipimpin Presiden juga menyinggung soal Kartu Sehat dan Kartu Pintar sebagai upaya pengalihan subsidi BBM. Tapi belum ada arahan soal kenaikan harga BBM," ujar Menteri ESDM, Sudirman Said, di kantornya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi disebut merencanakan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter mulai 1 November mendatang. Itu disampaikan Luhut Panjaitan, eks penasihat Tim Transisi Jokowi-JK pada akhir September lalu.