Jakarta, CNN Indonesia -- Serikat Pekerja PT Freeport Indonesia dan beberapa aliansi subkontraktor mengancam akan melakukan aksi mogok produksi di semua area kerja tambang perusahaan di Papua. Rencananya, aksi mogok akan dilakukan selama satu bulan penuh mulai 6 November hingga 6 Desember 2014.
Dari keterangan resmi yang diperoleh CNN Indonesia, aksi mogok dilatarbelakangi maraknya insiden kecelakaan akibat kelalaian manajemen Freeport dalam menerapkan standar operasional prosedur (SOP). Selain itu, tata cara manajemen Freeport memperlakukan pekerja juga dinilai tidak layak.
"Manajemen dan pimpinan Freeport semakin semena-mena dalam memperlakukan pekerja. Mereka juga gagal dalam menjalin hubungan baik dengan pihak maupun instansi lain yang berada di lingkungan kerja perusahaan di Papua," kata Ketua Serikat Pekerja Freeport, Sudiro, Senin (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam tuntutannya, mereka meminta induk perusahaan yakni Freeport McMoran yang berkedudukan di Amerika Serikat segera melakukan pergantian dan pembersihan manajemen di tubuh Freeport Indonesia. Disamping, pimpinan Freeport Indonesia segera dijatuhi sanksi lantaran telah melakukan kesewenang-wenangan ke pekerja.
"Kami juga menolak kegiatan mutasi dan rotasi tugas yang dilakukan manajemen selama ini. Sudah dilakukan musyawarah namun sampai sekarang tidak ada penyelesaian dari manajemen Freeport," tulis Sudiro.
Sayang, hingga berita ini diturunkan manajemen Freeport enggan menanggapi ancaman pekerja. Aksi mogok tersebut diyakini akan berdampak pada melorotnya angka produksi konsentrat yang berefek domino pada turunnya pendapatan negara dari royalti dan setoran pajak Freeport.