BURSA INTERNASIONAL

Harga Minyak Turun, Saham AS Stagnan

CNN Indonesia
Selasa, 28 Okt 2014 10:12 WIB
Goldman Sachs memotong proyeksi harga minyak mentah dengan alasan banyaknya persediaan minyak mentah dan permintaan yang sedang lesu.
Trader mengamati pergerakan harga saham. (Reuters Photo/Lucas Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar saham Amerika Serikat pada hari Senin waktu setempat ditutup dengan hampir tak ada perubahan dibandingkan akhir pekan lalu setelah S&P 500 mendapatkan gain tertinggi sejak Januari 2013. Kondisi tersebut didorong oleh anjloknya harga saham-saham energi akibat penurunan harga minyak dunia.

Seperti dilansir Reuters, saham dari Gilead Sciences meningkat sebesar 1,7 persen ke angka US$ 112,59, sehari sebelum perusahaan ini merilis laporan keuangannya. Nilai saham Micron Technology juga menanjak sebesar empat persen ke angka US$ 32,30 dan merupakan peningkatan gain terbesar di S&P 500 serta Nasdaq 100 setelah mereka mengumumkan akan membeli lagi saham-saham mereka yang bernilai US$ 1 miliar.

Meskipun kedua perusahaan tersebut memberi kabar yang menggembirakan, namun anjloknya harga saham-saham energi menekan S&P 500 Energy untuk turun sebesar dua persen. Minyak mentah AS, CLc1 diperdagangkan dengan harga di bawah US$ 80 per barel setelah Goldman Sachs memotong proyeksi harga minyak mentah dengan alasan banyaknya persediaan minyak mentah dan permintaan yang sedang lesu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chief Executive Sarhan Capital Adam Sarhan mengatakan bahwa pasar saham Amerika Serikat sedang berada di dalam jalur terbaik bulan Oktober. Dia juga menambahkan bahwa kebijakan bank sentral seharusnya mengakomodasi kebutuhan pasar saat ini.

Dow Jones industrial average meningkat 12,53 poin, atau 0,07 persen ke angka 16.817,94. S&P 500 menurun sebesar 2,95 poin atau 0,15 persen menjadi 1.961,63, sedangkan Nasdaq Composite meningkat 2,22 poin atau 0,05 persen menuju 4.485,93.

Sebagian besar perusahaan melampaui ekspektasi pendapatan, dimana 71 persen dari 213 perusahaan yang terdaftar di S&P 500 telah melampaui ekspektasi analis. Menurut Thomson Data Reuters, hal ini merupakan persentase tertinggi sejak kuartal III 2011.

Saham-saham perusahaan Brazil yang diperdagangkan di Amerika Serikat melemah setelah Dilma Rousseff memenangkan lagi pemilihan Presiden. Tercatat Petrobras ADRs  menurun sebesar 13,7 persen ke angka US$ 11,16 dan Vale melemah 5,2 persen menuju US$ 10,58. Di samping itu, exchange-traded fund Brazil menurun sebesar 5,4 persen.

Sementara itu, saham Twitter menurun sebesar 9,6 persen ke angka US$ 43,88 setelah penerimaan pada kuartal III 2014 dilaporkan meningkat namun proyeksinya untuk kuartal terakhir 2014 tidak akan memenuhi target.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER