Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menggelar rapat pembahasan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hari ini, Rabu (29/10). Besaran dan waktu kenaikan harga BBM bersubsidi kemungkinan besar akan disepakati dalam rapat ini.
"Kenaikannya sampai berapa, baru mau dirapatkan besok (hari ini)," ujar Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa petang (28/10). Namun Suryamin enggan menginformasikan lokasi dan waktu rapat pembahasan subsidi BBM.
BPS baru bisa membuat simulasi dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi setelah diketahui besaran kenaikannya. "Kenaikan harga BBM pasti mempengaruhi inflasi," kata Suryamin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Suryamin, kenaikan harga BBM juga akan membuat garis kemiskinan meningkat sehingga jumlah orang miskin berpotensi bertambah. Sebab, garis kemiskinan ditetapkan dengan mempertimbangkan perkembangan harga komoditas dan tingkat konsumsi masyarakat.
"Tapi kan pemerintah pasti punya strategi-strategi bagaimana mengendalikan harga dengan pasokan diperbanyak dan distribusi diperbaiki," kata Suryamin.
Selain itu, perlu kompensasi sosial bagi masyarakat kecil yang terkena dampak. Suryamin menilai waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM adalah di saat inflasi rendah, yakni sekitar Oktober atau November.
"Kalau akhir tahun kan ada liburan, natal biasanya inflasi tinggi meski tanpa ada kenaikkan BBM," katanya.
Kepala BPS memperkirakan jika harga BBM jadi naik pada sisa tahun ini, maka besar kemungkinan target inflasi terlampaui. Namun jika harga BBM tidak jadi naik, maka realisasi inflasi sesuai dengan asumsi di APBN-P 2014.
Hendri Saparini, Direktur Eksekutif ECONIT, menilai kenaikan harga BBM bersubsidi bukan satu-satunya kebijakan yang bisa diambil pemerintah untuk mengamankan fiskal. Ada opsi lain yang bisa dipilih, antara lain membatasi subsidi hanya bagi yang membutuhkan, memproduksi BBM dengan oktan yang lebih rendah, atau memproduksi biodiesel sebagai alternatif.
"Kalau BBM dinaikkan di saat perlambatan ekonomi, maka akan memicu inflasi tinggi. BI rate naik dan ekonomi akan lebih melambat," kata Hendri.