Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan kembali melemah, ditutup turun 22.99 poin atau 0,46 persen ke 5,001.30 dengan jumlah transaksi sebanyak 74 juta lot atau setara dengan Rp 4,z6 triliun.
Sebanyak tiga sektor bergerak positif diantaranya sektor agrikultur naik 0,15 persen, sektor keuangan naik 0,08 persen, dan sektor industri naik 1,49 persen. Sedangkan sektor-sektor saham lainnya mengalami penurunan. Tercatat sektor infrastruktur turun cukup dalam sebanyak 1,89 persen, sektor industri dasar turun 1,27 persen, sektor pertambangan turun 1,35 persen, sektor konstruksi dan properti turun 0,28 persen, sektor barang konsumsi turun 0,46 persen, dan sektor perdagangan anjlok 0,25 persen.
Sebanyak 112 saham mengalami penguatan, 183 saham mengalami penurunan, 97 saham tidak mengalami perubahan, dan 181 saham tidak diperdagangkan sama sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham-saham yang menempati
top gainers antara lain PT Astra Internasional Tbk (ASII) naik 1,92 persen, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,14 persen, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 1,20 persen, PT Smart Tbk (SMAR) naik 3,25 persen, dan PT Panin Bank Tbk (PNBN) melonjak 3,09 persen.
Sedangkan saham-saham yang menempati
top losers antara lain PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 4,28 persen, PT Charoen Pokphan Tbk (CPIN) anjlok 2,49 persen, PT XL Axiata Tbk (EXCL) turun 2,95 persen, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,32 persen, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 0,58 persen.
Asing tercatat melakukan
net sell di pasar reguler sebesar Rp 298 miliar dengan saham yang paling banyak dijual beberapa diantaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Mata uang Rupiah terdepresiasi menjadi Rp 12,169 per dolar Amerika Serikat.
Nilai transaksi asing jika dimasukkan sejumlah transaksi tutup sendiri (
crossing) mencapai Rp 638,21 miliar. Sebanyak tiga saham diperdagangkan di pasar nego antara lain PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) sebesar Rp 546,86 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 122 miliar, dan Minna Padi Investama Tbk (PADI) Rp 100 miliar.