HARGA BBM

Dunia Usaha Tunggu Keputusan Harga BBM

CNN Indonesia
Rabu, 29 Okt 2014 13:03 WIB
Kepastian naik atau tidaknya harga BBM tersebut sangat penting sebagai dasar perhitungan ulang biaya operasional dan produksi perusahaan.
Stasiun pengisian bahan bakar umum milik PT Pertamina (Persero). (CNN Indonesia/Diemas Kresna Duta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku industri berharap pemerintah bisa cepat mengambil kebijakan terkait harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kepastian naik atau tidaknya harga BBM tersebut sangat penting sebagai dasar perhitungan ulang biaya operasional dan produksi yang harus dikeluarkan perusahaan.

Tidak adanya kepastian waktu dan berapa besar kenaikan harga BBM dari pemerintah membuat pengusaha hanya bisa mengira-ngira kenaikan biaya operasional dan produksi tersebut. Beberapa perusahaan bahkan menunda rencana pengembangan kapasitas produksi sambil menunggu diumumkannya harga BBM terbaru.

Ketua Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan anggotanya bersiap menaikkan harga produk makanan dan minuman sebesar 5-10 persen jika harga BBM dinaikkan. Kenaikan harga produk makanan dan minuman itu akan berlaku mulai Januari 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau BBM naik Rp 3.000 per liter, untuk jangka pendek akan menaikkan biaya distribusi produk kami sekitar 2-3 persen. Kami menutupinya dengan menaikkan harga jual," ujar Adhi kepada CNN Indonesia, Rabu (29/10).

Adhi menjelaskan, keputusan untuk menaikkan harga produk pada Januari 2015 karena anggota GAPMMI masih harus menunggu variabel lain seperti kenaikan upah pekerja, inflasi, dan nilai tukar rupiah.

"Namun GAPMMI sudah sepakat dan bisa menerima maksud pemerintah mencabut subsidi BBM. Kebijakan itu penting untuk menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta memperbaiki perekonomian nasional. Dalam jangka panjang kebijakan itu dapat menurunkan biaya logistik secara signifikan kalau subsidi BBM dialihkan untuk membangun infrastruktur," jelasnya.

Adhi hanya berpesan agar pemerintah dapat menjaga psikologis pasar dengan menjelaskan ke publik tujuan positif dari kenaikan harga BNM bersubsidi. Hal itu penting guna menghindari aksi spekulan yang bisa memicu kenaikan harga-harga barang dan jasa di semua sektor.

Sofjan Wanandi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), mengatakan dengan usia yang baru beberapa hari pengusaha dapat mengerti jika pemerintah belum bisa memberikan kepastian harga BBM bersubsidi. Meski perubahan harga BBM akan berimplikasi terhadap lonjakan inflasi serta naiknya biaya produksi dan distribusi, tetapi kebijakan itu penting untuk memperbaiki fundamental perekonomian.

"Ini sudah tiga tahun dibahas dan kami bisa menerima, karena kalau tidak naik muncul masalah APBN, gunjang-ganjing rupiah, dan infrastruktur pada akhirnya malah merugikan pengusaha," kata Sofyan.

Senada dengan GAPMMI, Sofyan mengatakan naiknya harga produk atau tarif jasa menjadi konsekuensi logis yang harus diambil pengusaha dalam menyiasati dampak kenaikan harga BBM. "Kenaikan harga produk atau jasa mungkin tidak akan signifikan, sedangkan pengurangan karyawan sepertinya tidak sampai kesitu," jelas Sofjan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER