INDUSTRI NASIONAL

Jokowi Diminta Bangun Industri Padat Karya

CNN Indonesia
Senin, 03 Nov 2014 13:38 WIB
Pekerjaan utama pemerintah untuk dapat membangun kembali industri padat karya adalah meningkatkan kualitas dan kapabilitas pekerja Indonesia.
Industri pengolahan karet. (Antara Photo/Nila Fu'adi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo diminta untuk dapat mengalihkan industri berbasis komoditas menjadi industri berbasis sumber daya manusia dengan memanfaatkan keunggulan jumlah penduduk yang dimiliki Indonesia. Fluktuasi harga komoditas yang tidak menentu juga menjadi alasan utama diusulkannya peralihan basis industri tersebut.

"Sekarang Indonesia sedang mengalami transisi perekonomian dimana unggulan perekonomian kita bukan lagi commodity based, tapi lebih ke arah sumber daya manusia. Keunggulan perekonomian Indonesia 10 tahun yang lalu sangat berbeda dengan 10 tahun mendatang," ujar Tom Lembong, Managing Partner Quvat Capital sekaligus anggota 20-20 Investment Association di Jakarta, Senin (3/11).

Tom menambahkan kini investor tidak lagi melirik hasil sumber daya seperti batubara atau kelapa sawit yang nilainya cenderung terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. "Investor kini melihat dari manusia-manusianya. Selama ada ide cemerlang yang muncul dan menjanjikan kenapa tidak kita investasi di sana? Toh belakangan ini nilai komoditas unggulan kita seperti batubara dan kelapa sawit nilainya turun terus," ujar Tom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu kebijakan pemerintahan Joko Widodo selama lima tahun ke depan juga akan menentukan apakah investor akhirnya bersedia melakukan investasi di sektor-sektor ekonomi yang mengandalkan sumber daya manusia tersebut. "Saya sangat setuju dengan program Jokowi yang memprioritaskan program-programnya di bidang kesehatan dan pendidikan. Karena demi meningkatkan daya saing SDM kita, kita perlu orang-orang yang terampil" katanya.

Investor berharap bahwa tenaga-tenaga terampil ini nantinya juga akan diberi sertifikasi sebagai pembuktian bahwa tenaga kerja lokal benar-benar paham akan bidang ketenagakerjaan yang digelutinya. Selain program perbaikan sumber daya manusia, Tom berharap pemerintah juga segera menuntaskan infrastruktur-infrastruktur penunjang industri padat modal seperti penyediaan energi, pembangunan bandara, serta pelabuhan.

"Sebenarnya investor itu tidak irrasional, tidak mengkhayal. Memang butuh waktu untuk membangun sarana-sarana tersebut, tapi kapan dimulainya pembangunan infrastruktur tersebutlah yang dilihat oleh investor" kata Tom.

Menurutnya pemerintah juga perlu memperhatikan tiga kunci penting agar Indonesia dilirik sebagai ladang investasi asing oleh investor dunia, yaitu mengerti kebutuhan investor, peduli akan kegiatan investasinya, serta kepraktisan dalam merealisasikan investasi tersebut.

Kawasan Industri Baru

Sektor industri sendiri tampaknya masih akan menjadi andalan Pemerintahan Joko Widodo dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Menteri Perindustrian Saleh Husin sebelumnya memastikan pemerintah berencana membangun 10 kawasan industri baru di luar Pulau Jawa untuk mendukung pemerataan pertumbuhan ekonomi.

Saleh menjelaskan Presiden Joko Widodo melalui program Nawa Citanya ingin agar sektor industri dapat lebih meningkatkan daya saing di pasar internasional. Selain itu, Jokowi juga ingin Kementerian Perindustrian melibatkan lebih banyak rakyat dalam meningkatkan produktivitas industri. Sehingga kemandirian ekonomi masyarakat dengan menggerakkan sektor-sektor strategis bisa dicapai.

Menurut Ketua Himpunan Kawasan‎ Industri Indonesia Sanny Iskandar, kebutuhan dana untuk membangun satu kawasan industri sebesar Rp 5 triliun-Rp 7 triliun. Namun jika ditambah dengan infrastruktur penunjang seperti pelabuhan dan lain-lain, kebutuhan investasinya akan lebih besar lagi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER