PEMBIAYAAN PROYEK

PGE Andalkan Hibah Untuk Bangun Pembangkit

CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2014 13:43 WIB
PT Pertamina Geothermal Energy, anak usaha PT Pertamina (Persero), mengandalkan hibah dari JICA dan Bank Dunia untuk mendanai tiga proyek PLTP.
petugas melakukan pemeriksaan rutin pada instalasi di Stasiun Pengumpul Umum (SPU) Mundu PT. Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (28/10). PT Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang hingga 22 oktober berhasil memproduksi rata-rata sebanyak 8.850 barrel minyaka per hari. (Antara Foto/Dedhez Anggara)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) optimistis dapat menyerap  dana hibah sebesar Rp 677 miliar dari JICA dan Bank Dunia sebelum batas waktu pencairannya berakhir. Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu menegaskan akan menggunakan dana hibah tersebut untuk membiayai tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada tahun depan.

"Pasti diserap karena Kami sudah menunjuk kontraktor EPC (Engineering Procurement and Construction) untuk proyek Lumut Balai dan Ulubelu. Kalau untuk kontraktor PLTP Lahendong masih ditender dan targetnya akhir Desember pemenang bisa diketahui," ujar Sekretaris Perusahaan PGE Tafip Azimudin kepada CNN Indonesia, Senin (10/11).

Kepastian ini, Tafip bilang, diyakini dapat menepis ancaman penalti yang akan dikenakan pendonor jika PGE batal menggarap proyek PLTP. Ia pun optimis tiga proyek perseroan akan berjalan sesuai dengan rencana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang harus diingat itu penalti akan dikenakan jika penerima donor tidak menjalankan jumlah proyek yang diajukan, bukan karena keterlambatan waktu pembangunan. Kami sudah komit dari awal dana hibah tadi untuk tiga proyek, jadi tidak ada masalah," katanya.

Untuk membangun tiga proyek PLTP, PGE melansir kebutuhan dana investasi mencapai Rp 677 miliar. Rinciannya, Rp 100,7 miliar dari hibah Japan International Cooperation Agency (JICA) dan sekitar Rp 576 miliar lainnya dari Bank Dunia.

Adapun dana hibah JICA akan dipakai untuk membangun PLTP Lumut Balai berkapasitas 2x55 Megawatt (MW) yang ditargetkan bisa rampung tahun 2016. Sementara itu, dana hibah Bank Dunia akan digunakan untuk membangun PLTP Ulubelu berkapasitas 2x55 MW dan  PLTP Lahendong dengan kapasitas 2x20 MW, yang keduanya ditargetkan selesai pada 2017 dan 2018.

Tafip mengungkapkan pembangunan EPC PLTP Ulubelu di Lampung dan Lumut Balai di Sumatera Selatan akan digarap perusahaan asal Jepang yakni Sumitomo Corporation bersama PT Rekayasa Industri.

"Mereka punya pengalaman dan kapabel untuk urusan PLTP kapasitas besar. Jadi bukan karena dana hibahnya dari Jica, terus Kami pilih perusahaan Jepang," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER