Jakarta, CNN Indonesia --
Organisasi Angkutan Darat (Organda) Pelabuhan Tanjung Perak berencana menaikkan tarif armadanya pasca pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Ini didasari lantaran penaikan harga BBM bersubsidi khususnya solar menyebabkan beban operasional truk membengkak."Kebijakan penaikan harga solar merupakan salah satu pemicu naiknya beban transportasi. Oleh karena itu kami akan menaikkan tarif jasa angkutan di pelabuhan," kata Ketua Umum Angkutan Khusus Organda Tanjung Perak, Kody Lamahayu, seperti dikutip kantor berita Antara, Minggu (23/11).Kody menyatakan kenaikan tarif angkutan akan dilakukan dalam waktu dekat. Estimasi kenaikan tarif diprediksi mencapai 35 persen atau sejalan dengan naiknya harga solar bersubsidi per liter yang mengalami kenaikan mencapai 36 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Besaran kenaikan tersebut sangat realistis karena layanan jasa angkut tidak hanya tergantung dari faktor solar, melainkan juga suku cadang dan biaya lain. Kami akan secepatnya sosialisasikan rencana kenaikan tarif ini kepada semua asosiasi terkait di Tanjung Perak," ujar Kody.Akibat kenaikan harga solar bersubsidi, Organda Pelabuhan Tanjung Perak juga mendesak pemerintah segera melakukan konversi dari BBM ke bahan bakar gas (BBG). Ini dilakukan lantaran harga gas jauh lebih murah dibanding solar. Harga gas hanya berkisar Rp 3.100 atau lebih murah Rp 4.400 dibanding harga solar yang mencapai Rp7.500 per liter.