INDUSTRI KELAPA SAWIT

Eropa, Pasar Potensial Sawit Indonesia

CNN Indonesia
Kamis, 27 Nov 2014 20:12 WIB
Meskipun Eropa gencar melakukan kampanye negatif terhadap industri sawit Indonesia, tetapi kawasan tersebut merupakan pasar ekspor yang cukup potensial.
Meskipun Eropa gencar melakukan kampanye negatif terhadap industri sawit Indonesia, tetapi kawasan tersebut merupakan pasar ekspor yang cukup potensial. (REUTERS/Roni Bintang)
Bandung, CNN Indonesia -- Duta Besar Indonesia untuk Belgia Arif Havas Oegroseno menilai meskipun Eropa gencar melakukan kampanye negatif terhadap industri sawit Indonesia, tetapi kawasan tersebut merupakan pasar ekspor yang cukup potensial.

“Kampanye negatif masih ada, tetapi perlu kita lihat secara jelas. Eropa mempunyai petani yang menghasilkan minyak nabati yang bersaing dengan minyak kelapa sawit,” ujarnya di Konferensi Sawit Internasional (IPOC), Rabu (27/11).

Arif menyayangkan sikap Eropa yang meminta Indonesia dihukum kebijakan anti dumping terhadap produk minyak nabati yang juga diproduksi oleh petani kecilnya. Menurutnya, hal ini harus dilihat dari kacamata persaingan dagang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Total lahan sawit kita 10,5 juta hektar, sementara Eropa 11 juta hektar. Namun di Eropa ditanami sunflower dan bahan minyak nabati lainnya, yang tidak bisa hidup setiap musim. Hal ini berbeda dengan kelapa sawit yang lebih baik menghadapi berbagai musim dan lebih murah,” ujarnya.

Paulus Tjakrawan, Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi), mengatakan permintaan akan kelapa sawit akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan bahan bakar nabati (biofuel). Terlebih, kata dia, Pemerintahan Joko Widodo mendorong penggunaan biofuel secara masif guna mengurangi pemakain bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Jadi ketika bicara transformasi pengelolaan sawit, maka perlu perubahan yang radikal industri sawit untuk pangan dan biofuel," katanya.

Paulus menilai semakin banyak masyarakat yang menggunakan biofuel, akan mengurangi impor minyak fosil. “Selain itu lebih menguntungkan jika menggunakan produk dalam negeri. Terkait lingkungan, biofuel mampu mengurangi emisi gas kaca, paparnya.”
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER