Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex berencana menaikkan harga jual produknya, baik benang, kain, maupun pakaian jadi akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan naiknya Upah Minimum Provinsi (UMP).
Direktur Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan naiknya harga BBM berpengaruh terhadap biaya distribusi perseroan, sehingga diperlukan penyesuaian harga jual kepada pelanggan.
"Kita akan naikkan sesuai dengan kenaikan harga BBM, misalnya kenaikan Rp 1.000 maka kita naikkan Rp 1.000 juga untuk per produknya,” kata Iwan usai paparan publik di Jakarta, Selasa (2/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 18 November 2014, pemerintah secara resmi mengumumkan kebijakan pengurangan subsidi BBM yang menyebabkan harga BBM bersubsidi mengalami kenaikan rata-rata 30 persen. Premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter, sementara solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.
Faktor UMPIwan menambahkan naiknya harga produk bukan hanya disebabkan oleh BBM bersubsidi saja. Kebijakan pemerintah-pemerintah daerah yang menaikkan UMP 2015 juga mendorong perseroan menyesuaikan harga jual. Namun, Iwan memastikan penyesuaian harga produk akibat UMP baru direalisasikan tahun depan.
"Kalau terkait UMP, rencananya akan kita naikkan enam persen dari harga sekarang," jelasnya.
Sekadar informasi Sritex saat ini lebih banyak menjual hasil produksinya ke luar negeri. Bisnis utama perseroan adalah membuat pakaian militer untuk beberapa negara termasuk seragam militer NATO.
Dari sisi kinerja, sepanjang sembilan bulan di 2014 Sritex mampu mencetak penjualan senilai Rp 5,14 triliun, atau meningkat 23 persen dari periode yang sama 2013 sebesar Rp 4,18 triliun. Sementara, laba bersih perseroan selama sembilan bulan tahun ini tercatat Rp 265 miliar, naik 6 persen dari periode yang sama di 2013.