PENAWARAN SAHAM PERDANA

2015, OJK Minta Jumlah Perusahaan IPO Diturunkan Jadi 32

CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2014 11:58 WIB
Tidak tercapainya target perusahaan IPO tahun ini, kemungkinan besar menjadi alasan OJK memerintahkan Bursa Efek Indonesia menurunkan target tahun depan.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito (tengah) didampingi menyampaikan paparan kepada wartawan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (29/10). PT BEI mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 5,6 persen yaitu dari Rp1,8 triliun menjadi Rp 1,9 triliun. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengikuti instruksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menurunkan target jumlah perusahaan yang melantai di pasar modal pada tahun depan, yang sebelumnya dipatok sebanyak 35 perusahaan.

"Target perusahaan yang menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun depan tadinya sebanyak 35 perusahaan, tapi kini direvisi menjadi 32 perusahaan," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (3/12).

Namun, sayangnya Ito tidak menjelaskan alasan adanya revisi penurunan target tersebut. Dia mengaku hanya menjalankan instruksi dari OJK, selaku lembaga yang menaungi BEI. "Intinya ada permintaan dari OJK untuk menurunkan target, mereka bilang target sebelumnya terlalu tinggi. OJK kan boleh mengubah," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, pada tahun ini pun target perusahaan yang melantai di bursa dinilai bakal tidak terpenuhi. Berdasarkan target tahun ini sebanyak 30 perusahaan, hingga saat ini baru terpenuhi sebanyak 20 perusahaan saja.

“Adanya situasi politik dalam negeri yang kurang kondusif menjadi salah satu pengaruh dari hal tersebut,” kata Ito.

Menurutnya, banyak perusahaan yang menunda IPO karena situasi politik selama Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden tahun ini. Dia menilai, hingar bingar politik, kampanye presiden, dan terbaginya parlemen membuat perusahaan belum yakin untuk mencatatkan perusahaannya di bursa.

“Ada 10 perusahaan yang menunda untuk IPO tahun ini," ungkapnya.

Adapun, dari awal 2014 hingga saat ini tercatat 20 perusahaan yang berhasil mencatatkan saham perdana yaitu, PT Bank Panin Syariah Tbk (PNBS), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Asuransi Mitra Maparya Tbk (ASMI), PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk (CANI), PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ), PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), dan PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA).

Selain ada juga PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK), PT Link Net Tbk (LINK), PT Chitose Internasional Tbk (CINT), PT Magna Finance Tbk (MGNA), PT Batavia Prosperindo International Tbk (BPII), PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP), PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR), PT Sitara Propertindo Tbk (TARA), serta satu perusahaan tercatat baru yang merupakan Relisting dan Secondary Offering yaitu PT Tunas Alfin Tbk (TALF), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Soechi Lines Tbk (SOCI).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER