Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Reformasi Tata Kelola Migas mengaku menemukan sejumlah kejanggalan terkait pengadaan minyak impor yang selama ini menjadi celah mafia migas dalam memburu rente. Hal ini terungkap setelah tim yang dikomandani Faisal Basri tersebut melakukan pembahasan dengan PT Pertamina (Persero) yang ditugasi Pemerintah dalam pengadaan minyak impor.
"Banyak asumsi dan penggunaan formulasi-formulasi yang rumit saat pengadaan minyak impor. Satu diantaranya mengenai patokan harga MOPS (Mean of Platts Singapore) yang fluktuatif," ujar Fahmy Radhi, anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas di Jakarta, Rabu (3/12).
Kerumitan ini makin menjadi ketika minyak yang dibeli oleh anak usaha Pertamina yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral), harus kembali diolah di Indonesia untuk dijadikan produk premium. Sementara selain membeli minyak mentah dari Singapura, Petral juga membeli produk Ron 92 melalui proses tender.
Kemudian untuk bisa menghasilkan produk premium dengan kadar Ron 88 seperti yang dijual ke masyarakat, diperlukan upaya pengolahan lanjutan di kilang-kilang Pertamina. Sebab pasar minyak Singapura tak lagi menjual Ron 88.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT