Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Reformasi Tata Kelola Migas atau tim Antimafia Migas merasa kurang puas dengan hasil penggalian informasi yang dilakukannya dari manajemen PT Pertamina (Persero) hari ini.
Untuk mendapatkan klarifikasi atas seluruh kejanggalan yang ditemukannya, Faisal Basri dan kawan-kawan berencana memanggil Presiden Direktur Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dan manajemen Pertamina yang bertanggung jawab di unit
Integrated Suppy Chain (ISC). Dugaan sementara, unit ini memiliki wewenang dalam menentukan pemesanan minyak termasuk jumlah berikut spesifikasi minyak impor.
"Kami ingin semuanya transparan karena tugas kami adalah memagari mekanisme ini agar mafia tidak lagi bisa masuk. Nantinya tim juga akan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karena kami tidak memiliki kewenangan dalam menyidik dan menangkap mafia migas," kata Fahmy Radhi, Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas
Sebelumnya, Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko mengklaim telah transparan dalam melaporkan seluruh perhitungan harga pembelian maupun jual BBM bersubsidi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT