Jakarta, CNN Indonesia -- Meski penjualan lesu dan pasar juga menurun, PT Mazda Motor Indonesia tak tertarik melirik bisnis mobil murah atau low cost green car (LCGC). “Itu bukan kami,” kata Astrid Ariani Wijana, Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia, di Sentul, Jawa Barat, Rabu (10/12).
Astrid mengatakan Mazda memberikan perhatian pada unsur kesenangan berkendara, keselamatan, dan efisiensi bahan bakar. Menurut dia itu semua bisa disajikan hanya melalui teknologi. “Kami rasa LCGC tak bisa memenuhi itu,” tuturnya kepada CNN Indonesia.
Meskipun dia mengakui bahwa terbuka peluang Mazda meraih volume penjualan besar, sebagaimana perusahaan otomotif lain di Indonesia yang terjun ke bisnis LCGC itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun Presiden Direktur PT Mazda Motor Indonesia Keizo Okue mengatakan untuk membuat LCGC Mazda harus membuat pabrik di Indonesia. Masalahnya, pabrik Mazda saat ini ada di beberapa negara, kecuali Indonesia.
Okue mengatakan soal pendirian pabrik di Indonesia, Mazda Motor Indonesia sedang melakukan penjajagan. “Kami sedang mempelajari segala kemungkinan,” tuturnya kepada CNN Indonesia.
Pasar otomotif sendiri memang sedang lesu, meski Indonesia terbilang pasar yang masih bisa bertumbuh meski angkanya kecil. Indonesia masih menjadi produsen otomotif terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara dengan produksi 1,11 juta unit sampai Oktober 2014.
Sampai akhir tahun ini produksi total diperkirakan sama dengan tahun lalu. Sedangkan tahun depan, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan tetap atau malah menurun. (Baca:
Singkirkan Thailand, Indonesia Kuasai Pasar Otomotif Asean)
Okue mengatakan situasi itu alami saja di tengah perlambatan perekonomian global. Dia menduga, dengan adanya kenaikan BI Rate menjadi 7,75 persen pemerintah bermaksud menekan angka konsumsi publik. Dampaknya pun dirasakan industri otomotif.
“Mungkin situasi ini berlanjut sampai tahun depan, ini tantangan,” katanya.