Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengaku akan menerapkan sejumlah strategi demi menjaga pendapatanya tahun depan. Ini dilakukan lantaran industri properti nasional bakal mendapat tekanan akibat ketatnya likuiditas, pelemahan Rupiah, hingga makin besarnya inflasi.
"Perseoan telah seksama memikirkan recana bisnis dengan mempertimbangkan segala tantangan yang ada. Salah satunya dengan menggenjot pendapatan
regular perseroan dan menggenjot
marketing sales hingga 25 persen dibandingkan tahun ini," ujar Presiden Direktur LPKR, Ketut B. Wijaya dalam keterangan resmi yang diperoleh CNN Indonesia, Minggu (14/12).
Tahun depan, Ketut bilang, manajemen menargetkan pendapatan
regular LPKR akan menebus angka US$ 11,02 triliun, atau meningkat 32 persen ketimbang proyeksi pendapatan regular tahun ini yang diprediksi mencapai Rp 8,35 triliun.
Ketut B. Wijaya mengatakan tingginya target tersebut disokong oleh kian optimalnya kinerja sejumlah anak usaha di sektor hunian hingga rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Ketut tak menampik adanya sejumlah sentimen negatif tadi akan mempengaruhi perolehan pendapatan LPKR tahun depan. Dari hitungannya, manajemen LPKR memprediksi pendapatan perseroan di 2015 hanya mencapai Rp 11,61 triliun atau menurun 0,5 persen ketimbang proyeksi tahun ini di Rp 11,68 triliun. Adapun laba usaha hanya mencapai Rp 2,16 triliun, atau menurun 15 persen dibandingkan proyeksi capaian laba 2014 yang berada di angka Rp 2,546 trilliun.
"Selain menggenjot total marketing sales, manajemen juga akan memfokuskan kinerjanya pada penyelesaian proyek-proyek besar di Jakarta maupun kota besar lainnya. Diataranya penyelesaian proyek terintegrasi berskala besar di Millenium Village di Lippo Village dan Orange County di Lippo Cikarang. Perseroan juga akan merealisasikan beberapa proyek baru termasuk Integrated Development di Manado, Sulawesi Utara," terang Ketut.
Kinerja 2014 Solid
Tahun ini, manajemen memprediksi pendapatan usaha perseroan menembus angka Rp 8,35 triliun. Angka tersebut meningkat 25,3 persen dibandingkan capaian pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp 6,66 triliun. Adapun laba usaha LPKR diproyeksikan menyentuh angka Rp 2,54 trilliun atau melejit 107 persen ketimbang laba 2013 di kisaran 1,23 triliun.
"Ini karena penjualan Lippo Mall Kemang akan rampung pada kuartal IV 2014. Penjualan tadi tentunya akan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan extraordinary perusahaan," terang Ketut.
Berdasarkan catatan, di sepanjang tahun ini LPKR telah meluncurkan tujuh proyek yang berada di sejumlah kawasan. Dari ketujuh proyek tersebut, mayoritas proyek perseroan menyarasar pasar hunian dengan membangun sembilan menara kondominium dan satu gedung perkantoran. Diperkirakan, marketing sales dari penjualan properti LPKR mencapai sekitar Rp 5,2 triliun atau meningkat 26 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 4,1 Triliun.