Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menjelaskan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi belakangan ini akibat faktor eksternal dan internal. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi dolar juga berhasil menekuk nilai tukar hampir semua mata uang di dunia.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Keuangan, Bambang menyebut faktor eksternal yang menyebabkan rupiah tak berdaya adalah:
1. Aksi spekulan dolar di luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bambang, pemain mata uang telah mulai mengambil langkah perhitungan, terhadap rencana kebijakan yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat.
2. Turunnya harga minyak yang cukup signifikan.
Bambang menjelaskan ketika harga minyak turun, investasi di industri minyak menjadi tidak menarik. Hal ini menyebabkan peralihan investasi oleh para investor, salah satunya ke pasar uang.
“Dua investasi yang paling kecil risikonya adalah US Dollar dan US T-Bill. Makanya, terjadi permintaan dolar secara meningkat,” kata Bambang, dikutip Selasa (16/12).
(Baca juga:
Harga Minyak Lesu, Investasi Migas 2015 Anjlok 20 Persen)
Sementara dari sisi internal, beberapa faktor yang mempengaruhi pelemahan rupiah adalah:
1. Investor dalam negeri belum merasakan sentimen positif dari segi domestik.Salah satu indikatornya menurut Bambang adalah belum adanya kepercayaan terhadap pemerintah dalam hal mengelola defisit transaksi berjalan. “Padahal pemerintah terus berusaha untuk menekan defisit agar terus turun,” ujarnya.
2. Inflasi tinggi akibat kenaikan harga BBM.Terakhir adalah pengaruh inflasi yang tinggi karena kebijakan terhadap BBM bersubsidi yang dilakukan pemerintah. “Jadi karena belum ada sentimen positif dari domestik dan eksternal, ya itu yang membuat rupiah seperti hari ini,” kata Bambang.