Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) optimistis konsumsi BBM bersubsidi tahun ini tidak melampaui kuota 46 juta kilo liter (kl). Selain karena disparitas harga BBM non-subsidi yang semakin kecil, kebijakan pelarangan konsumsi solar bersubsidi bagi kapal berbobot mati di atas 30 gross tonage (GT) yang melatarbelakangi optimisme BPH Migas.
"Kuota BBM bersubsidi tidak akan lebih. Kan Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti) sudah melarang kapal di atas 30 GT konsumsi solar. Nelayan juga sekarang sedang tidak melaut karena gelombang besar," ujar Kepala BPH Andi Noorsaman Sommeng di Jakarta, Rabu (17/12).
Menurut Andi, salah satu penyebab utama jebolnya kuota BBM bersubsidi adalah konsumsi solar yang berlebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya,
PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi pada tahun ini 1 juta kl lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan pemerintah 46 juta kl. Angka itu didapat setelah perseroan mempertimbangkan penaikan harga BBM bersubsidi pada November kemarin. Jebolnya kuota diprediksi akibat konsumsi solar yang mencapai 80 persen dari angka 1 juta kl tersebut.
Untuk itu, pemerintah melalui Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro meminta
Pertamina untuk menanggung selisih lebih kuota BBM bersubsidi tersebut guna memastikan harga premium dan solar tidak naik.