PRODUKSI MIGAS

Lima Alasan SKK Migas Tak Capai Target Lifting 2014

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2014 12:55 WIB
Pengawas Internal SKK Migas Budi Ibrahim mengemukakan lima alasan target lifting tahun ini tak tercapai.
Suasana Kantor SKK Migas, Jakarta 21 November 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan ada lima alasan yang menyebabkan belum tercapainya target lifting migas yang dibebankan pemerintah sepanjang tahun ini.

Pengawas Internal SKK Migas Budi Ibrahim dalam laporannya tentang pencapaian indikator kinerja kunci SKK Migas 2014 menyebutkan lima alasan tersebut adalah:

Pertama, pada awal 2014 sempat terjadi gangguan operasional pada Floating Storage and Offloading (FSO) Cinta Natomas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Salah satunya adalah shutdown di FSO Cinta Natomas,” ujar Budi dikutip dari situs resmi SKK Migas, Kamis (18/12).

Pada kejadian di 23 Januari 2014 itu tali pengikat fasilitas FSO milik Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java yang beroperasi di lepas pantai Tuban, Jawa Timur, putus akibat gelombang laut mencapai 4-5 meter dan kecepatan angin 25 knot. Hal tersebut mengakibatkan lifting minyak turun 70 ribu barel per hari sampai akhirnya FSO Cinta Natomas kembali beroperasi 2 Februari 2014.

Kedua, gangguan cuaca buruk di sejumlah terminal penyimpanan. Kondisi ini menurut Budi menyebabkan stok minyak di sejumlah kargo penampung migas yang seharusnya sudah bisa masuk dalam catatan lifting, baru bisa dilakukan pada bulan berikutnya.

Masalah ketiga yang mengganggu lifting minyak adalah terjadinya penangguhan izin ekspor. Kemudian ada juga faktor keterlambatan untuk pengangkutan domestik maupun kapal yang mengangkut ke luar negeri.

“Kami juga mencatat seringkali terjadi unplanned shutdown di fasilitas produksi dan penyimpanan migas sepanjang 2014 yang menyebabkan berkurangnya produksi,” kata Budi.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mencatat realisasi lifting minyak sampai 30 November 2014 mencapai 788 ribu barel per hari (BPH) atau 97 persen dari target APBNP 2014 sebesar 818 ribu (BPH).

Sementara lifting gas mencapai 6.746 juta kaki kubik per hari atau 98 persen dari target sebesar 6.853 juta kaki kubik per hari atau 98 persen. Sehingga secara keseluruhan lifting migas nasional sampai akhir bulan lalu mencapai 1.993 ribu barel setara minyak per hari atau 97,5 persen dari target APBNP 2014 sebesar 2.042 ribu barel per hari.

Dari sisi penerimaan negara, kinerja sektor hulu migas tersebut memberi pendapatan sebesar US$ 25,52 miliar. Masih jauh dari target pemerintah sebesar US$ 29,67 miliar atau baru memenuhi 86 persen target APBNP 2014.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER