Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI), anak usaha PT Pertamina (Persero) di bidang jasa pengeboran minyak dan gas bumi (migas) berencana melebarkan sayap operasinya ke luar negeri tahun depan.
Direktur Utama PDSI Faried Rudiono mengungkapkan untuk tahap awal, perseroan berencana melakukan pengeboran migas di negara-negara kawasan ASEAN. Terutama pada negara-negara yang masuk kategori
emerging petroleum countries, atau negara yang memiliki kandungan minyak cukup tinggi namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut belum memiliki kemampuan untuk melakukan pengeboran.
“Contohnya Laos, Myanmar, dan Kamboja. Negara-negara tersebut termasuk penghasil minyak namun
National Oil Company (NOC) nya belum mengembangkan unit bisnis
drilling service sendiri. Kami menilai itu peluang pasar yang cukup potensial untuk PDSI,” ujar Faried dikutip dari situs resmi perseroan, Rabu (24/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faried mengaku PDSI optimistis bisa memperoleh pendapatan yang lumayan dari ekspansinya ke luar negeri. Sebab produksi migas di wilayah ASEAN yang diperkirakan masih akan terus meningkat membutuhkan jasa pengeboran yang handal.
Bahkan saat menjadi pembicara di forum ASCOPE
National Committee Chairpersons Meeting ke-78 di Patra Jasa Resort & Villas Bali pada 26 November lalu, Faried mengaku dihampiri oleh Cheap Sour, anggota delegasi dari Kementerian Pertambangan dan Energi Kamboja yang menyatakan minatnya untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut guna membahas kemungkinan PDSI membantu negaranya melakukan pengeboran migas disana.
“Kami akan terus menjaga komunikasi yang intensif dengan Kamboja sebagai salah satu pasar potensial PDSI,” ujar Faried.
Kinerja keuangan PDSI yang bisa diakses terakhir adalah pada 2012, di mana perseroan berhasil mengantongi laba US$ 39,03 juta dibandingkan perolehan laba 2011 sebesar US$ 14,39 juta.
PDSI telah mengerjakan 38 proyek pengeboran onshore yang tersebar di Indonesia, serta dua proyek pengeboran offshore yang sampai saat ini masih dikerjakan yaitu di blok West Madura milik sesama anak usaha Pertamina yaitu PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore. Serta satu lagi accommodation work barge di Batam milik PT Patra Drilling Contractor, anak perusahaan PDSI.