Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah sempat terpuruk pada penutupan perdagangan terakhir, beberapa saham penerbangan Asean mulai bergerak variatif saat pembukaan bursa saham, Selasa (30/12). Meski begitu, saham AirAsia Bhd yang diperdagangkan di bursa Malaysia terpantau dibuka stagnan.
Pada penutupan perdagangan Senin (29/12) kemarin, saham AirAsia Bhd jeblok hingga 8,5 persen ke level RM 2,69 per saham. Sementara saham Tiger Airways Holdings Ltd terpantau stagnan di level $Sin 0,265 per saham.
Lebih lanjut, pada penutupan perdagangan kemarin, saham Singapore Airlines Ltd melemah 0,69 persen menjadi $Sin 11,59 per saham. Hal itu diikuti penurunan harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar 1,7 persen menjadi Rp 580 per saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, pada pembukaan perdagangan hari ini, saham AirAsia Bhd terpantau stagnan di level RM 2,69 per saham. Adapun saham Tiger Airways Holding Ltd terpantau naik tipis menjadi $Sin 0,27 per saham. Kemudian saham Singapore Airlines Ltd tercatat menanjak 0,35 persen ke level $Sin 11,63 per saham.
Sementara saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dibuka stagnan di level Rp 580 per lembar.
Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan memang biasanya jika sebuah saham perusahaan yang dikenal memiliki citra baik kemudian mengalami penurunan karena suatu hal, maka bakal berimbas ke seluruh sektor saham industri tersebut.
“Dalam kasus ini, saham AirAsia Bhd yang melemah turut menyeret penurunan saham lainnya,” ujar Kiswoyo kepada CNN Indonesia, Selasa (30/12).
Namun, Kiswoyo menilai hal tersebut hanyalah sentimen negatif jangka pendek semata. Menurutnya, setelah pesawat AirAsia yang hilang bisa diidentifikasi, pergerakan saham penerbangan lain bakal bergerak sesuai dengan fundamentalnya.
“Yang jadi sentimen utama tetap kinerja perusahaan penerbangan itu sendiri,” katanya.