PANAS BUMI

Pertamina Geothermal Garap Sumur Baru di Area Ulubelu

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jan 2015 11:30 WIB
Pertamina menargetkan sumur unit 3 dan 4 area kerjas Ulubelu, Lampung ditargetkan berproduksi dua tahun ke depan.
Pekerja mengecek truk tangki pembawa bahan bakar gas di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anak usaha PT Pertamina (Persero) di bidang pengembangan energi panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berupaya meningkatkan produksi de­ngan menggarap berbagai infrastruktur pengembangan panas bumi baru dari area kerja yang dikelolanya. Salah satunya adalah dengan melakukan pengeboran sumur panas bumi UBL-R2/1, di area kerja Ulubelu, Lampung.

Direktur Utama PGE Roni Gunawan menjelaskan pengeboran sumur dengan kedalaman 2.500 meter kedalaman ukur (mMD) ini akan menghabiskan waktu sekitar 49 hari. “Pengeboran ini dilakukan untuk pengembangan reinjeksi brine ke dalam reservoir lapangan Ulubelu dari sumur-sumur produksi Unit 3 dan 4 yang akan beroperasi se­cara komersial dua tahun mendatang,” ujar Roni dalam siaran pers, dikutip Selasa (6/1).

Menurut Roni, Ulubelu tengah diproyek­sikan menjadi lapangan ke­dua terbesar setelah lapangan tertua dan legen­daris Kamojang di Jawa Barat. Wilayah kerja Kamojang dan Ulubelu menjadi bagian dari 14 Wilayah Kuasa Pengusahaan (WKP) Geothermal milik PGE. Seluruh produksi panas bumi dari wilayah kerja tersebut diubah menjadi tenaga listrik oleh PGE.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangkit Listrik Tenaga Uap milik PGE yang sudah beroperasi komersil antara lain Kamojang 200 MW, Ulubelu 110 MW, Lahendong 80 MW, Sibayak 12 MW. Sementara proyek yang sedang dikembangkan antara lain Lumut Balai–Sumatera Selatan, Kerinci-Jambi, Hululais-Bengkulu, Karaha-Tasikmalaya dan Kotamobagu-Sulawesi Utara dan beberapa pengembangan lanjut dari Kamojang, Ulubelu dan Lahendong yang direncanakan COD (Commercial On Date) berturut-turut mulai 2015 sampai dengan 2020.

Tahun ini, manajemen Pertamina mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 7 miliar. Selain mengandalkan kas internal, beberapa opsi yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan belanja modal tersebut adalah penerbitan obligasi global dan pinjaman sindikasi dari perbankan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER