INDUSTRI PENERBANGAN

Protes Penghapusan Tiket Murah Bisa Disampaikan ke YLKI

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 08 Jan 2015 16:24 WIB
Kementerian Perhubungan mempersilahkan masyarakat untuk menyampaikan protes terkait penghapusan tiket murah melalui YLKI.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan J.A. Barata (kiri) mempersilahkan masyarakat untuk menyampaikan pengaduannya melalui YLKI.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan mempersilahkan masyarakat melakukan protes terkait kebijakan penghapusan tiket murah akibat adanya aturan tarif batas bawah. Masyarakat yang merasa dirugikan akibat kebijakan tersebut bisa melakukan protes melalui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

"Ada beberapa masukan dari masyarakat bahwa masih diperlukan tarif yang berbiaya murah, banyak yang beri masukan begitu. Tapi kita sudah menghitung kenapa tarif batas bawahnya 40 persen. Kalau ada yang melakukan hitung-hitungan tarif, silakan lapor ke YLKI dan nanti YLKI yang melaporkan ke kita sebagai perwakilan konsumen," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan J.A. Barata di Jakarta, Kamis (8/1).

Barata meluruskan kabar yang beredar selama ini bahwa Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan menghapus penerbangan murah atau Low Cost Carrier (LCC) akibat munculnya Peraturan Menteri Nomor PM 91 tahun 2014 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Menurutnya, dalam peraturan tersebut tidak disebutkan mengenai penghapusan maskapai LCC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tidak pernah menghapus LCC. Istilah LCC tidal dikenal dalam peraturan perundangan kita. Adanya dikenal di dunia bisnis, yang ada adalah menetapkan tarif batas bawah 40 persen," kata Barata.

Dia pun mencoba meyakinkan masyarakat, alasan peraturan tersebut dibuat agar maskapai penerbangan murah bisa mengutamakan keselamatan penerbangan.

"Lebih baik kita tidak berangkat daripada kita tidak pernah tiba. Safety itu nomor satu. Kita memang tidak ingin merisikokan nyawa orang," katanya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER