Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan mengkaji kembali rencana bisnis tahun ini, termasuk wacana penerbitan obligasi global (
global bond) karena harga minyak dunia yang terus mengalami pelemahan.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan dengan kondisi harga minyak dunia yang baru di Januari ini, manajemen Pertamina akan melakukan
review terhadap investasi maupun anggaran untuk 2015.
“Keputusan melakukan
review bisnis pada 2015 karena rencana yang ditetapkan pada tahun ini merupakan hasil penyusunan direksi pada Oktober 2014. Sehingga, dengan melihat kondisi harga minyak dunia waktu itu dan saat ini sudah jauh berbeda,” ujarnya di Jakarta, Senin (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwi mengatakan, dengan harga minyak dunia di level lemah saat ini bakal membuat industri hulu terpukul. Namun industri hilir diharapkan bisa lebih baik dengan menerapkan beberapa hal. Dia menilai perlu adanya langkah-langkah efisiensi perusahaan ke depan.
“Nanti setelah kami
review pada Januari ini, mudah-mudahan bisa memberi informasi bagaimana kondisi investasi kita seluruhnya. Dari review investasi itu akan diungkapkan berapa yang akan kita pinjam, karena dengan kondisi
cash yang seperti sekarang, sebaiknya Pertamina banyak menggandeng swasta,” katanya.
Dwi menambahkan, hal itu dilakukan agar perseroan dapat meningkatkan kemampuan domestik terhadap energi nasional secara cepat. Menurutnya jika Pertamina berjalan sendiri, maka kebutuhan kas kemungkinan tidak mampu terpenuhi.
“Jadi kemungkinan akan banyak menggandeng pihak swasta. Misalnya, yang menjadi fokus sekarang meningkatkan industri hulu. Nah, terkait hal itu itu nanti akan dimungkinkan eksplorasi dan eksploitasi bekerja sama dengan pihak lain,” katanya.
Harga minyak dunia turun mencapai 55 persen sejak pertengahan tahun lalu. Adapun pada hari ini harga minyak dunia jenis Brent berada di bawah US$ 50 per barel.
(ded/ded)