HARGA SEMEN

Penurunan Harga Semen Bakal Genjot Sektor Infrastruktur

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Jan 2015 15:57 WIB
Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan memprediksi pertumbuhan sektor infrastruktur dapat mencapai lebih dari 20 persen pada 2015.
Ilustrasi infrastruktur. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan memprediksi pertumbuhan sektor infrastruktur dapat mencapai lebih dari 20 persen pada tahun karena didukung banyak faktor, salah satunya penurunan harga semen.

“Wilayah Indonesia begitu luas, jumlah penduduk besar, infrastruktur yang dibutuhkan banyak. Jalan aja kita jauh banget, mungkin hanya sepersepuluhnya dari China. Jadi kebutuhan jalan dan kebutuhan gedung di berbagai daerah masih tinggi,” ujarnya di Jakarta, Jumat (16/1).

Dia juga menuturkan investasi di Indonesia begitu diminati oleh negara-negara lain, terutama oleh negara-negara yang berkepentingan, seperti Jepang dan China. “Jepang berkepentingan untuk memasarkan produk otomotifnya sedangkan China berkepentingan untuk memasarkan berbagai macam produk olahannya,” jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, terkit pemangkasan harga jual produk semen, Haryajid menilai secara jangka pendek memang akan berpengaruh negatif terhadap perusahaan produsen semen. Namun, menurutnya bakal membantu sektor infrastruktur untuk tumbuh kencang.

”Meski bagi produsen semen bakal negatif dalam jangka pendek, tapi secara jangka panjang saya kira positif. Dan saya yakin pemerintah juga tidak ingin perusahaan itu, apalagi BUMN, merugi,” ujarnya.

Haryajid menganggap, sisi positif dari pemotongan harga jual semen adalah terhadap sektor infrastruktur karena ongkos pembangunan oleh perusahaan konstruksi menjadi lebih murah. Dengan adanya hal tersebut diharapkan terjadi percepatan dalam pembangunan infrastruktur.

Dia juga berharap semestinya bukan hanya harga semen yang turun. Harga kebutuhan lain termasuk biaya transportasi umum juga ikut menyesuaikan sehingga dampak dari kebijakan itu bisa dirasakan lebih banyak pihak dan berdampak lebih luas.

Sebelumnya, perusahaan pelat merah terbesar di industri semen, PT Semen Indonesia Tbk. menyatakan siap mengikuti instruksi pemerintah untuk menurunkan harga jual sebesar Rp 3.000 per sak, meski dalam jangka pendek dinilai bakal mengganggu target penjualan. (Baca: Semen Indonesia Turuti Pemerintah Meski Berdampak Negatif)

”Ya intinya kita support program pemerintah. Kita dukung penuh,” kata Corporate Secretary Semen Indonesia, Agung Wiharto, Jumat (16/1).

Untuk diketahui, Semen Indonesia adalah induk dari tiga perusahaan produsen semen yang beroperasi yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa. Adapun produk dari ketiga perseroan tersebut juga harus mengurangi harga penjualan sebesar Rp 3.000 per sak. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER