JK: Freeport Akan Sulit Bangun Pembangkit Listrik Smelter

Noor Aspasia Hasibuan | CNN Indonesia
Jumat, 30 Jan 2015 18:21 WIB
Dibutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk membangun pembangkit listrik untuk memasok kebutuhan smelter.
(Dok. Akun Facebook Freeport Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memperkirakan PT Freeport Indonesia akan kesulitan membangun pabrik pengolahan bahan galian tambang atau smelter di Papua sesuai permintaan pemerintah.

"Smelter Freeport harus dibangun di Papua dari sejak awal. Tapi masalahnya yang membangun itu bukan pemerintah tetapi Freeport, jadi sekarang diminta membangun smelter ya harus begitu," ujar JK di kantornya, Jum'at (30/1).

Salah satu hambatan yang akan dihadapi perusahaan Amerika Serikat tersebut menurutnya adalah membangun pembangkit yang akan mengalirkan listrik ke smelter tersebut. Selain smelter di Papua, Freeport juga diwajibkan pemerintah membangun smelter di Gresik, Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Untuk smelter Gresik, saat ini yang sudah dibuat itu hanya MoU pengadaan tanah. Boleh saja semua orang membuat MoU tanah, tapi saya rasa kendalanya nanti akan terkait dengan pembangunan listrik," ucapnya.

Sebelumnya Presiden Direktur Freeport Maroef Sjamsuddin menargetkan dalam waktu enam bulan ke depan, pabrik pengolahan dan pemurnian bahan tambang atau smelter di Gresik, Jawa Timur sudah mulai dibangun.

Saat ini Freeport tengah menyelesaikan penyusunan kontrak sewa dan pemanfaatan lahan seluas 60-80 hektare milik PT Petrokimia Gresik yang akan dijadikan lokasi pembangunan smelter. Kedua setelah memiliki kontrak sewa dan pemanfaatan lahan, Freeport kemudian harus mempersiapkan lahan tersebut mulai dengan melakukan pembersihan, mengajukan izin pembangunan ke Pemerintah Daerah setempat, membuat analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), dan mempersiapkan detail engineering design dari smelter tersebut.

“Target kami kalau bisa dalam enam bulan bisa mulai bangun,” ujar Maroef di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (23/1).

Sementara, rencana pembangunan smelter di Papua menurutnya masih dalam tahap kajian. "Alasan mengapa kami memprioritaskan smelter di Gresik karena produk sampingan seperti asam sulfat bisa digunakan untuk bahan baku pupuk Petrokimia. Tapi bukan berarti kita tidak melaksanakan di Papua, saya tidak pernah bilang," katanya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER