Ekspor 2014 Turun 3 Persen, Target Pemerintah Tak Tercapai

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 02 Feb 2015 12:46 WIB
Sebelumnya, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memasang target ekspor 2014 sebesar US$190 miliar dan dikoreksi menjadi US$ 184,3 miliar pada Oktober 2014.
Sebelumnya, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memasang target ekspor 2014 sebesar US$190 miliar dan dikoreksi menjadi US$ 184,3 miliar pada Oktober 2014.(REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai ekspor Indonesia sepanjang 2014 sebesar US$ 176,29 miliar atau turun 3,43 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya. US$ 182,55 miliar. Ekspor non-migas terkoreksi 2,64 persen atau hanya membukukan nilai US$ 145,96 miliar, sedangkan ekspor migas turun 7,05 persen dengan perolehan US$ 30,33 miliar.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Desember 2014 sebesar US$ 14,62 miliar, meningkat 7,38 persen dibandingkan dengan pencapaian bulan sebelumnya. Kendati secara bulanan meningkat, tetapi dibandingkan dengan periode yang sama nilai tahun sebelumnya anjlok 13,83 persen.

"Bila dibandingkan dengan Desember 2013, nilai ekspor nonmigas Desember 2014 turun 9,55 persen, demikian juga dengan ekspor migas turun 30,89 persen," jelas Suryamin dalam jumpa pers BPS, Senin 92/2).

Secara persentase, BPS mencatat penurunan ekspor nonmigas terbesar pada tahun lalu terjadi pada komoditas karet dan barang dari karet, yakni negatif 24,42 persen. Ekspor karet dan barang dari karet pada 2014 membukukan nilai US$ US$7,1 miliar, turun signifikan dibandingkan dengan perolehan 2013 yang mencapai US$ 9,39 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penurunan ekspor kedua terbesar adalah bahan bakar mineral, minus 15,02 persen, setelah hanya berhasil mencatatkan nilai ekspor US$ 21,05 miliar. Berikutnya adalah ekspor mesin atau peralatan listrik, dengan nilai ekspor US$ 9,74 miliar, mengalami kontraksi 6,64 persen dibandingkan nilai 2013.

Di sisi lain, BPS mencatat ekspor perhiasan dan permata dari Indonesia meningkat tajam pada 2014, yakni tumbuh 68,95 persen setelah mencatatkan nilai ekspor US$ 4,64 miliar. Disusul kemudian ekspor kendaraan dan bagiannya 14,15 persen (US$ 5,2 triliun), lemak dan minyak hewan/nabati 9,54 persen, dan berbagai produk kimia 9,22 persen.

Berdasarkan negara tujuan, meskipun ekspor Indonesia ke Tiongkok turun 22,6 persen, tetapi Negeri Tirai Bambu masih menjadi destinasi komoditas ekspor Indonesia yang terbesar, yakni sebesar US$ 16,45 miliar pada 2014.

Di tempat kedua adalah Amerika Serikat, dengan nilai ekspor mencapai US$ 15,85 miliar atau meningkat 5,14 persen. Disusul berikutnya Jepang US$ 14,56 miliar (-9,44 persen), India US$ 12,22 miliar ( -6,04 persen), dan Singapura US$ 10,06 miliar (-3,08 persen).

Secara umum, ekspor Indonesia ke 13 negara tujuan utama pada 2014 mencapai US$ 99,36 miliar atau turun 6,84 persen dari perolehan 2013 yang sebesar US$ 106,6 miliar.

Sebelumnya, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memasang target ekspor 2014 sebesar US$190 miliar, tetapi dikoreksi menjadi US$ 184,3 miliar pada Oktober 2014 karena mempertimbangkan tren penurunan harga komoditas dunia. Kendati demikian, realisasinya di akhir tahun masih jauh dari harapan setelah naya mencatatkan nilai US$ 176,29 miliar.

(ags/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER