Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengklaim dirinya sebagai satu-satunya pengamat ekonomi yang yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menunjukkan tren penguatan di tahun ini. Faisal meramal rupiah bisa menguat hingga Rp 11 ribu per dolar akibat pemelahan harga minyak dunia.
“Saya mungkin satu-satunya orang yang optimistis akan penguatan rupiah hingga level tersebut. Tapi saya yakin karena turunnya harga minyak akan memiliki efek domino positif,” ujar Faisal di Jakarta, Selasa (3/2).
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) itu menjelaskan, Indonesia saat ini memiliki wajah ekonomi baru setelah pemerintah memutuskan melakukan penyesuaian harga jual bahan bakar minyak (BBM) mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Yang paling jelas pengaruhnya adalah pengalihan subsidi dan efeknya terhadap neraca transaksi berjalan,” ungkapnya.
Faisal menyatakan, adanya pengalihan subsidi BBM dan pelepasan harga ke pasar bakal turut memberikan dampak positif karena sebelumnya memberatkan neraca transaksi berjalan Indonesia dan menyebabkan adanya defisit.
“Kalau defisit neraca transaksi berjalan berkurang, saya yakin rupiah bakal menguat. Sejak dahulu, pelemahan rupiah selalu karena faktor defisit tersebut,” katanya.
Untuk diketahui, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen pada tahun ini. Sementara itu, nilai tukar rupiah ditetapkan sebesar Rp 12.500 per dolar AS. Keputusan tersebut ditetapkan setelah pemerintah berunding dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin (26/1) malam.
(gen)