Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang 2014 Bank Indonesia (BI) telah memusnahkan uang kertas tidak layak edar sebanyak 5,195 miliar lembar. Jumlah ini naik 4 persen dibandingkan jumlah uang yang dimusnahkan pada 2013 sebanyak 5,01 miliar lembar. Empat puluh enam persen dari mayoritas uang yang dimusnahkan merupakan pecahan Rp 5 ribu dan Rp 2 ribu.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Eko Yulianto mengatakan jika dilihat dari jumlah yang dimusnahkan pada 2014, uang pecahan Rp 2 ribu adalah yang paling banyak dimusnahkan yakni mencapai 1.339 miliar lembar. Sedangkan pecahan Rp 5 ribu telah dimusnahkan sebanyak 1.051 miliar lembar atau naik 895 juta lembar dibanding 2013.
"Dilihat dari kenaikan persentase jumlah yang dimusnahkan pada 2014 dibandingkan 2013, pecahan Rp 5 ribu paling banyak dimusnahkan yakni sampai 17 persen," kata Eko di Gedung BI, Jakarta, Rabu (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Eko, pencetakan uang rupiah tidaklah murah. Selain membutuhkan biaya yang besar, mencetak uang juga membutuhkan waktu yang panjang. Mulai dari segi perencanaan desain hingga pendistribusian.
"Dalam setahun untuk mencetak uang dan distribusi uang itu biayanya sampai Rp 3,5 triliun, dengan biaya segitu kita bisa mencetak sekitar 7,9-8,3 miliar lembar," ujar Eko.
Eko menyayangkan kesadaran masyarakat Indonesia yang masih sangat kurang dalam menghargai dan memperlakukan uang rupiah dengan baik.
"Kadang uang dilecek-lecek, dilipat-lipat bahkan dicoret-coret seperti tidak ada harganya padahal uang itu simbol negara," kata Eko.
(gen)