Rupiah Diprediksi Lanjutkan Penguatan

Immanuel Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 09 Feb 2015 10:37 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi menguat dalam rentang 12.620-12.609 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI).
Petugas menghitung uang dolar AS di salah satu pusat penukaran uang asing di Jakarta. (CNN Indonesia/Antara Photo/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang 12.620-12.609 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (9/2), dengan kecenderungan melanjutkan penguatan karena sentimen positif penaikan cadangan devisa.

Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, adanya rilis kenaikan cadangan devisa RI dari US$ 111,86 miliar pada Desember 2014 menjadi US$ 114,25 miliar pada Januari 2015 mampu menolong laju rupiah hingga dapat kembali terapresiasi.

“Setidaknya sentimen tersebut dapat mengimbangi sentimen negatif dari rilis pertumbuhan ekonomi sebelumnya yang mengalami penurunan,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Senin (9/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebetulan juga, lanjutnya, laju dolar AS juga sedang melambat seiring respon negatif pelaku pasar terhadap membesarnya defisit neraca perdagangan AS dari US$ -39,75 miliar menjadi US$ -46,56 miliar.

“Laju Rupiah berada di atas target level resisten 12.650. laju Rupiah diharapkan dapat kembali melanjutkan penguatannya dengan memanfaatkan masih melemahnya laju US$. Namun demikian, tetap cermati sentimen yang ada,” ujarnya.

Sebelumnya BI melaporkan jumlah cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2015 sebesar US$ 114,2 miliar, meningkat US$ 3 miliar dari posisi Desember 2014 yang sebesar US$ 111,9 miliar. Penguatan cadangan devisa salah satunya dari penarikan utang pemerintah sebesar US$ 4 miliar melalui penerbitan obligasi dolar AS (global bond).

Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacob mengatakan selain karena lelang global bond, peningkatan cadangan devisa juga berkat meningkatnya simpanan deposito valuta asing perbankan di BI dan peningkatan hasil ekspor migas pemerintah.

"Serta adanya penerimaan Pemerintah lainnya dalam valuta asing yang melebihi pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah," ujar Peter dalam rilis resmi BI yang dikutip, Sabtu (7/2). (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER