Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target
lifting minyak dalam RAPBNP 2015 yang disepakati Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebanyak 825 ribu barel per hari (BPH) pada akhir bulan lalu, sebagai target yang berat.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan rasa pesimistis tersebut muncul karena cukup banyak kontraktor kontrak kerjasama migas (KKKS) yang telah menyatakan ke pemerintah akan menunda kegiatan eksplorasi dan produksinya tahun ini akibat harga minyak yang rendah.
Naryanto mengaku mendengar nilai investasi dalam laporan rencana kerja dan anggaran (
work program and budget/WP&B) 2015 yang disampaikan seluruh KKKS ke SKK Migas jumlahnya lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angka detilnya 2015 masih ada di SKK Migas, belum sampai ke saya. Kalau kegiatan
workover dan
well service terkait eksplorasi dan produksi tertunda, pasti akan berpengaruh ke target 825 ribu BPH. Apalagi tahun lalu ada kegiatan pengeboran eksplorasi yang tidak menemukan cadangan migas, jadi harus diulang," kata Naryanto, di Jakarta, Senin (9/2).
Berdasarkan data dari SKK Migas, nilai investasi yang dikeluarkan KKKS untuk menggarap wilayah kerja eksplorasi selama empat tahun terakhir mengalami penurunan pada tahun lalu. Rinciannya sebagai berikut:
2011 | US$ 2,12 miliar |
2012 | US$ 1,35 miliar |
2013 | US$ 1,39 miliar |
2014 | US$ 1,19 miliar |
Penurunan nilai investasi tersebut tercermin dari target pengeboran eksplorasi sebanyak 132 sumur namun hanya terwujud 83 sumur. Kendala utamanya adalah proses pengadaan peralatan dan izin pembebasan lahan.
Sementara realisasi investasi pada wilayah kerja produksi juga mengalami penurunan pada 2014 dengan rincian:
2011 | US$ 13,98 miliar |
2012 | US$ 16,51 miliar |
2013 | US$ 18,99 miliar |
2014 | US$ 18,71 miliar |
Dari target pengeboran 1.324 sumur produksi, yang bisa direalisasikan KKKS hanya 1.245 sumur. Ada sekitar 79 sumur yang tidak jadi di bor karena terkendala izin lahan, jadwal rig, dan perizinan lingkungan.
Andalkan BKPMMenurut Naryanto, komitmen investasi di sektor hulu migas merupakan nilai kesanggupan dari masing-masing perusahaan. Sehingga pemerintah tidak bisa lebih dalam mengintervensi hal tersebut. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Kementerian ESDM untuk menjaga nilai investasi di hulu migas adalah mempermudah perizinan melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Harga minyak sedang rendah begini, sulit bagi pemerintah untuk memberikan insentif karena penerimaan negara juga pasti turun. Satu-satunya cara adalah dengan mempermudah proses investasi. Cara lainnya adalah berdoa, semoga harga minyak naik lagi," kata Naryanto bergurau.
Sebelumnya Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi meminta KKKS untuk menghitung ulang komponen biaya yang terpengaruh atas penurunan harga minyak dunia setelah banyak memperoleh laporan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan menunda kegiatan eksplorasi dan produksinya. Hasil perhitungan ulang tersebut akan dimasukan ke dalam revisi rencana WP&B 2015.
Berangkat dari fenomena ini, Amien memperkirakan
lifting minyak tahun ini berkisar 810 ribu sampai 825 ribu BPH. "Jadi
range lifting minyak yang optimis itu 810 BPH sampai 825 ribu BPH. KKKS sedang
review ulang karena memperhatikan turunnya harga minyak," ujarnya.
(ded/ded)