Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan akan menunggu realisasi investasi perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton Holdings Bhd di Indonesia sebagai tindak lanjut pembuatan nota kesepahaman kerjasama (
memorandum of understanding/MoU) dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL), perusahaan milik AM Hendropriyono akhir pekan lalu.
"Saya memang belum mendapat laporan detail mengenai rencana MoU antara ACL dan Proton. Namun segala bentuk rencana investasi di sektor otomotif harus diapresiasi dan didukung,” kata Panggah Susanto, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin di Jakarta, Senin (9/2).
Menurut Panggah, perusahaan nasional memang diharapkan bisa mengundang mitra dari luar negeri untuk membangun pabrik otomotif di Indonesia sehingga tercatat sebagai investasi sektor riil yang bisa bermanfaat bagi perekonomian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor otomotif disebutnya merupakan bidang usaha yang terbuka bagi investor asing. "Soal dengan siapa perusahaan nasional itu bermitra terserah, karena itu business to business. Produk Proton juga selama ini sudah beredar di Indonesia. Jadi dari sisi produk mestinya tidak masalah karena sebelum diluncurkan ke pasar tentu harus memenuhi prosedur yang berlaku yaitu melalui tahap Tanda Pendaftaran Type (TPT) yang dikeluarkan Kemenperin dan Uji Type oleh Kemenhub," jelasnya.
Menteri Perindustrian Saleh Husin memastikan kerjasama yang dilakukan melalui penandatanganan MoU antara ACL dengan Proton, bukanlah upaya pemerintah dalam memulai kembali program mobil nasional (mobnas).
"Salah kaprah kalau dikatakan itu program mobil nasional. Tak ada uang negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam kerjasama tersebut. Itu murni kesepakatan bisnis saja, dan bukan keputusan pemerintah," kata Saleh.
Saleh menjelaskan, MoU itu dibuat dan berlaku selama enam bulan ke depan sambil melakukan studi kelayakan. Sampai saat ini, pemerintah menurut Saleh belum berpikir untuk membuat lagi program mobil nasional.
Sebelumnya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah memastikan MoU antara Proton dan ACL bukanlah bagian dari program pemerintah dalam membuat program mobil nasional.
“Belum sama sekali. Bahkan studi kelayakannya juga belum. Saya kan harus melihat studi kelayakan seperti apa, kemudian targetnya yang harus dicapai seperti apa,” kata Jokowi disela kunjungannya ke Manila, Filipina, seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Menurut Jokowi, MoU yang dibuat antara Proton dan ACL adalah murni kesepakatan bisnis antar perusahaan. Dia memastikan kehadirannya di acara tersebut adalah untuk memenuhi undangan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dan Perdana Menteri Mohammad Najib Tun Abdul Razak.
“Kalau investasi ya silahkan, mau dari Korea juga silahkan, mau dari Jepang yang sudah banyak dan mau investasi lebih besar lagi silahkan, kita butuh investasi,” tutur Jokowi.
(gen)