Menko Sofyan Sebut Persaingan Usaha Industri Semen Tak Sehat

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 11 Feb 2015 13:15 WIB
Setelah memerintahkan PT Semen Indonesia Tbk menurunkan harga jual semen Rp 3 ribu per sak, kini investasi baru di industri tersebut akan dibatasi.
(Dok
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan intervensi pemerintah terhadap industri semen di Indonesia dilakukan agar terjadi persaingan atau kompetisi yang sehat, baik dari pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta.

“Industri semen itu yang penting ada kompetisi. Selama ini tidak ada kompetisi sehat dalam industri semen. Kalau investasi tercapai kan kebutuhan semen meningkat. Jangan sampai ada penentuan harga seperti selama ini,” ujarnya di Jakarta, Rabu (11/2).

Oleh karena itu, keputusan pemerintah untuk menginstruksikan PT Semen Indonesia Tbk menurunkan harga Rp 3 ribu per sak atau Rp 60 ribu per ton agar bisa dibagi rata dengan swasta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Biar permintaan naik, dan produksi juga naik. Kita jangan sampai kekurangan semen, insinyur dan lainnya. Sekarang kan fokus pemerintah ke infrastruktur,” jelasnya.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian menyatakan berencana membatasi investasi baru di industri semen. Pemerintah beralasan jika aliran penanaman modal baru dibuka lebar, maka dikhawatirkan akan terjadi kelebihan pasokan semen di Indonesia.

Pemerintah mengklaim mampu menjaga pasokan semen dengan melakukan pembatasan tersebut. Alasannya, kapasitas produksi semen nasional sebanyak 77 juta ton per tahun dengan utilisasi pabrik sekitar 70-80 persen. Sedangkan, realisasi konsumsi semen hanya 60 juta ton.

Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan definisi kompetisi sehat bisa bermacam-macam. Mungkin saja, lanjutnya, pemerintah memiliki keinginan untuk melindungi pasar semen dalam negeri.

“Namun, kalau begini pelaku pasar menangkap kecenderungan pemerintah untuk intervensi. Pasar yang terlalu banyak diintervensi tidak bisa berkembang pesat,” ujarnya kepada CNN Indonesia.

Padahal, lanjutnya, turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik merupakan momentum yang tepat untuk menggenjot produksi. Dari sisi pergerakan harga saham semen, Satrio menilai masih aka nada fluktuasi.

“Dalam jangka pendek masih akan volatile. Untungnya investor asing masih tertarik bermain di saham semen,” jelasnya.

Sebelumnya Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Kerjasama Perdagangan Internasional Ratna Sari Loppies menilai kebijakan menteri Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang gemar melakukan intervensi harga di dunia bisnis berpotensi melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Guna menghindari lebih banyak lagi kebijakan pemerintah yang bertentangan prinsip persaingan usaha yang adil, Kadin mengusulkan agar revisi UU Nomor 5 tahun 1999 mulai mengatur mengenai pembatasan kewenangan pemerintah. Menurut Ratna, revisi UU tersebut harus dititikberatkan pada kewenangan pemerintah yang bisa mengintervensi harga batas bawah dan harga batas atas yang justru malah membuat pasar tidak dapat bersaing secara sehat. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER