Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) dan perusahaan listrik asal Perancis, Akuo Energy, menyepakati kerjasama pengembanganc (EBT) untuk mendukung penyediaan listrik di Indonesia. Kerjasama keduanya difokuskan pada pengembangan energi angin, energi surya (Solar PV), dan Ocean Thermal Energy Convertion (OTEC).
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik telah memicu pertumbuhan permintaan listrik rata-rata sekitar 8,5 persen per tahun sejak 2011. Karena pada 2025 pemerintah menargetkan kontribusi energi baru dan terbarukan mencapai 23 persen terhadap bauran energi nasional, maka tujuan kerjasama ini untuk mencapai targetan tersebut," ujar Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani melalui siaran pers, Rabu (11/2).
Yenny menuturkan kedua pihak akan melakukan identifikasi lokasi-lokasi yang sesuai dengan ketiga jenis EBT yang akan dikerjasamakan. Pada tahap awal, Pertamina dan Akuo Energy akan menetapkan tiga pulau untuk lokasi pembangkit listrik dengan mempertimbangkan luasan pulau, populasi penduduk, dan kebutuhan listriknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun pembangunan konstruksi pembangkit listrik pertama diharapkan berupa Solar PV dengan kapasitas 5 megawatt (MW) pada 2016. Pada tahun berikutnya kedua perusahaan akan mulai membangun tambahan pembangkit listrik berbasis Solar PV berkapasitas 5 MW dan pembangkit listrik bertenaga angin dengan kapasitas 60 MW.
Menurut Yenny, kedua perusahaan baru akan memulai pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT berskala besar pada 2018. Nantinya, kombinasi pembangkitan listrik berbasis Wind, Solar PV, dan OTEC akan memiliki kapasitas total sebesar 560 MW.
"Pada tahun 2018, kami harapkan pengembangan Wind, Solar PV, dan OTEC dalam skala lebih besar sudah dimulai sehingga kapasitas total pembangkitan listrik berbasis ketiga jenis EBT tersebut mencapai 560 MW," ujarnya.
(ags/ags)