Pekan Depan, Pasar Surat Utang Berharap dari Sentimen Global

CNN Indonesia
Minggu, 15 Feb 2015 15:40 WIB
Laju pasar surat utang (obligasi) pada pekan depan diperkirakan begerak secara konsolidasi di rentang 50 hingga 150 basis poin (bps).
Petugas melayani transaksi setoran nasabah di Bank Mandiri cabang Pertamina UPMS III Jakarta, Jumat (26/12). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Laju pasar surat utang (obligasi) pada pekan depan diperkirakan begerak secara konsolidasi di rentang 50 hingga 150 basis poin (bps) dengan berharap membaiknya sentimen global karena suku bunga acuan (BI rate) diprediksi di level yang tetap.

Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, seperti yang telah dia sampaikan sebelumnya, di mana ada kecenderungan laju pasar obligasi akan bergerak konsolidasi di pekan ini dan akan berlanjut juga pada pekan depan.

“Pada pekan depan pun laju pasar obligasi kurang lebih tidak jauh berbeda dengan pekan sebelumya, dimana masih akan cenderung melanjutkan pola konsolidasinya,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Minggu (15/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski pada pekan depan akan dirilis BI rate, lanjutnya, pihaknya memperkirakan akan tetap di level saat ini. Namun, Reza menilaii tampaknya pelaku pasar telah price in. Meski demikian, Reza masih berharap laju pasar obligasi bisa lebih baik dari pekan sebelumnya seiring dengan membaiknya sentimen global.

“Sepanjang pelaku pasar tidak banyak melakukan aksi jualnya, maka laju pasar obligasi pun tidak akan turun negatif signifikan. Dengan demikian, jikapun terdapat pelemahan lanjutan, maka kami harapkan tidak akan terlalu dalam pelemahannya,” jelas Reza.

Terkait perdagangan sebelumnya, Reza menilai laju pasar obligasi terlihat mulai tipis pergerakannya sepanjang pekan kemarin. Mulai adanya aksi-aksi profit taking seiring dengan variatifnya sentimen yang ada membuat pelaku pasar kembali memilih untuk mengamankan posisi.

“Terlihat pergerakan harga obligasi, khususnya harga obligasi Pemerintah yang mulai mengalami penurunan harga seiring dengan mulai meningkatnya yield (imbal hasil) yang merata pada seluruh tenor,” ungkapnya.

Dia menyatakan kenaikan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor menengah (4-7 tahun). Menurutnya pergerakan yield tenor pendek mengalami kenaikan tipis. Sementara untuk tenor menengah dan panjang mengalami keniakan yang cukup besar.

Reza mengingatkan, pada pekan depan, Pemerintah Indonesia akan kembali melakukan Lelang Surat Utang Negara dalam mata uang Rupiah pada hari Senin, 16 Februari 2015. Jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp12 triliun untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015.

Adapun seri-seri yang akan dilelang antara lain Seri SPN12160204 (reopening) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 4 Februari 2016. Kemudian Seri FR0070 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,375 persen dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2024. Selain itu Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,375 persen dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2034.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER