Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Januari 2015 mata uang rupiah terdepresiasi sebesar 0,32 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rata-rata kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar di 15 provinsi paling tinggi terjadi pada minggu pertama Januari 2015 yaitu Rp 12.644 per dolar.
Sedangkan menurut provinsi tercatat kenaikan paling tinggi terjadi pada minggu terakhir Desember 2014 di Provinsi Papua yakni Rp 12.750 per dolar. Sementara pada Januari 2015, Bangka Belitung menjadi provinsi dengan nilai tukar rupiah paling tinggi yakni Rp 12.535.
Kurs tersebut dihasilkan dari rata-rata transaksi eceran penukaran mata uang melalui
money changer yang tersebar di seluruh Indonesia yang menggambarkan tingkat
retail spot rate suatu mata uang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk minggu terakhir Januari 2015 jika dibandingkan dengan minggu terakhir Desember 2014, pelemahan rupiah tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdepresiasi sebesar 141,57 poin atau 1,15 persen. Sebaliknya di Papua dan Sumatera Barat tercatat menguat masing-masing sebesar 247,50 poin (1,94 persen) dan 37,50 poin (0,30 persen).
Melaporkan perkembangan nilai tukar eceran rupiah sendiri merupakan hal yang perdana bagi BPS. Kepala BPS Suryamin mengatakan mulai pertengahan Februari 2015, BPS akan melaporkan informasi nilai tukar eceran rupiah secara periodik.
"Statistik ini berguna untuk melihat pengaruh nilai tukar transaksi besar terhadap nilai tukar transaksi eceran, perkembangan nilai tukar rupiah secara eceran, melengkapi informasi real-time yang beredar di internet dan sebagainya," ujar Suryamin di Jakrta, Senin (16/2).
Dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBNP) 2015, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah sepakat mencantumkan nilai tukar Rp 12.500 per dolar. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi nilai tukar yang tercantum dalam APBN 2015 Rp 12.200 per dolar.
Sementara sepanjang 2014 lalu, Kementerian Keuangan mencatat realisasi rata-rata nilai tukar rupiah mencapai Rp 11.878 per dolar. Atau lebih lemah dibandingkan dengan target dalam APBNP 2014 sebesar rata-rata Rp 11.600 per dolar. Depresiasi nilai tukar rupiah tahun lalu antara lain dipengaruhi oleh faktor internal seperti tingginya defisit neraca pembayaran dan faktor eksternal khususnya rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat.
(gen)