Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi menguat di kisaran Rp 12.750-Rp 12.739 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (17/2).
Reza Priyambada, Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia, mengatakan rupiah berpotensi menguat karena ada sentimen positif dari proses penyelesaian utang Yunani. Pasalnya, Komisi Eropa bersama para kreditur internasional dan pemerintah Negeri Para Dewa telah memiliki visi yang sama untuk segera mengakhiri kemelut utang.
“Hal itu disertai dengan harapan akan kemajuan kesepakatan Rusia-Ukraina, bakal memberikan sentimen positif pada laju euro sehingga mampu melampaui pergerakan dolar AS,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Senin (16/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, lanjut Reza, sentimen positif juga datang dari membaiknya pertumbuhan ekonomi Jepang dan meningkatnya pertumbuhan investasi langsung Tiongkok. Hal itu memberikan angin segar pada pergerakan yen dan yuan.
Laju positif kedua mata uang tersebut, lanjut Reza, otomatis berimbas pada laju rupiah yang mencoba mengambil kesempatan untuk kembali menguat. Kemungkinan, rupiah akan melaju di atas target level resisten Rp 12.750.
“Kami masih berharap yang sama, adanya sentimen positif dari euro yang diikuti pergerakan positif dari yen dan yuan mampu kembali mendorong pergerakan rupiah di zona hijaunya. Meski diharapkan masih ada peluang penguatan, namun tetap mewaspadai potensi pembalikan arah,” jelasnya.
Sebelumnya, kurs tengah rupiah ditransaksikan menguat 0,21 persen terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (16/2). Berdasarkan data BI, kurs tengah rupiah bertengger di level Rp 12.742 per dolar AS, dari kurs tengah sebelumnya Rp 12.769 per dolar AS.
(ags)