Hindari Penimbunan, Pertamina Gelar Operasi Pasar Elpiji 3 Kg

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 17 Feb 2015 09:56 WIB
Selain menggelar operasi pasar, Pertamina juga menambah pasokan elpiji 3 kg sebanyak 2,03 juta tabung di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
(ANTARA FOTO/Ampelsa)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mulai melakukan operasi pasar elpiji bersubsidi ukuran tabung 3 kilogram (kg) di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Langkah tersebut diambil untuk menghindari adanya praktik penimbunan elpiji tabung melon seiring usulan Pertamina agar pemerintah mengizinkan perseroan menaikkan harga jual elpiji tersebut Rp 1.000 per kg.

Manager Domestic Gas Region IV Pertamina C.D. Sasongko menjelaskan perseroan menggandeng pemerintah daerah dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) dalam melakukan operasi pasar tersebut.

“Operasi pasar dilakukan pada 15 dan 17 Januari 2015 dengan total penyaluran elpiji 3 kg sebanyak 2.560 tabung,” ujar Sasongko dikutip dari laman Kementerian BUMN, Selasa (17/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sasongko mengaku menginstruksikan operasi pasar elpiji 3 kg dilakukan pada daerah-daerah yang sering dilaporkan kehabisan elpiji 3 kg oleh masyarakat. “Operasi pasar ini khusus untuk konsumen rumah tangga. Cukup datang ke lokasi operasi pasar dan menunjukkan kartu identitas untuk menghindari pembelian berulang,” ujar Sasongko.

Selain operasi pasar, Pertamina telah menambah pasokan elpiji 3 kg bersubsidi di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta sebesar 2,03 juta tabung atau delapan persen lebih banyak dari total alokasi Januari sebesar 24.01 juta tabung.

Dari hasil pantauan di lapangan, harga elpiji 3 kg bersubsidi di beberapa pangkalan di wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta berkisar Rp 15 ribu - Rp 16 ribu per tabung.

Sebelumnya Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto meminta pemerintah mempertegas kriteria masyarakat yang diizinkan membeli elpiji ukuran tabung 3 kg. Menurut Dwi ketentuan tersebut penting untuk mempermudah pengawasan yang dilakukan sehingga tidak digunakan oleh mereka yang mampu.

“Saat ini definisi pemakainya kan tidak terdefinitifkan untuk golongan yang mana. Makanya semua bisa membeli elpiji jenis itu. Tentu kami berharap bisa dibuat definisi pemakainya sehingga kami bisa mengontrol lebih baik peruntukannya,” kata Dwi.

Sejak pertama kali di perkenalkan ke masyarakat pada 2007 lalu, tidak ada peraturan yang menentukan kategori pembeli yang diperbolehkan untuk membeli elpiji 3 kg tersebut. Tidak heran jika setiap kali elpiji tabung biru ukuran 12 kg mengalami kenaikan harga, maka tren permintaan elpiji 3 kg meningkat akibat banyak masyarakat yang beralih.

Begitu jauhnya perbedaan harga antara elpiji 12 kg dan 3 kg, disebabkan elpiji tabung melon masih mendapatkan subsidi pemerintah. Satu tabung elpiji 12 kg dijual dengan harga Rp 129 ribu, sedangkan elpiji 3 kg dijual sekitar Rp 15 ribu sampai Rp 18 ribu per tabung.

Pertamina juga telah meminta pemerintah segera menyesuaikan formulasi keuntungan baru bagi perseroan yang menjalankan tugas mendistribusikan elpiji ukurang tabung 3 kg. Pasalnya, formula penentuan margin distribusi yang dijalankan Pertamina sudah dipakai sejak 2009.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja sebelumnya menyebutkan opsi yang akan disediakan pemerintah adalah mengizinkan Pertamina menaikkan harga jual Rp 1.000 per kg atau menyediakan subsidi tambahan Rp 2 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.

Pemerintah dan DPR pada 4 Februari lalu kemudian menyetujui subsidi gas elpiji 3 kg sebesar 5,77 juta metrik ton (MT) dengan anggaran mencapai Rp 28,27 triliun.

"Angka ini sesuai dengan usulan pemerintah mengenai volume, tapi ada perubahan mengenai anggaran," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Sudirman Said.

Perubahan usulan anggaran dilatarbelakangi tren menurunnya patokan harga elpiji di contract price Aramco seiring dengan penurunan harga minyak dunia. Tak ayal, pemerintah pun harus menurunkan anggaran subsidi elpiji 3 kg dari usulan awal Rp 55,1 triliun menjadi Rp 28,27 triliun. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER